Ketika Petani Porang di Banyumas Hanya Sekedar Latah. Tidak Tahu Memilih Bibit Banyak yang Merugi

photo author
- Minggu, 12 September 2021 | 07:22 WIB
Petani Banyumas Budidayakan porang (Nanang AN)
Petani Banyumas Budidayakan porang (Nanang AN)

 

 

KLIKANGGARAN.COM (Banyumas) - Keberhasilan petani porang di Madiun, Jawa Timur yang banyak diposting di media sosial, membuat petani di Banyumas tergiur.

Karena itulah sejak dua tahun lalu tiba-tiba banyak bermunculan petani porang di Banyumas.

Namun dari sekian petani banyak yang kemudian tak melanjutkan bertani porang, karena dianggap merugi.

" Mereka itu sekedar latah, tidak mempelajari dulu bagaimana bertani porang" ujar Budi Cogrek (38) Ketua Kelompok Tani Sidomulyo, Cihonje Kecamatan Gumelar.

Menurut Budi, saat sedang ramainya tanaman porang di Madiun, Jawa Timur petani Banyumas ikut beramai-ramai tanam Porang, tapi tidak tahu memilih bibit Porang yang bagus.

Mereka asal membeli, lalu ditanam, padahal bibitnya jelek," tambah Budi.

Budi yang pernah melakukan studi banding dengan petani porang di Madiun mengatakan, faktor yang menjadikan petani berhasil antara lain, pemilihan bibit porang yang unggul dan pemupukan serta pemeliharaan yang teratur.

" Bibit yang baik antara lain umbi porang yang sudah ripah, atau yang daunnya sudah membusuk serta akarnya rontok. Atau kalau bibit yang katak, harus katak yang sudah jatuh ke tanah karena pohonnya membusuk," tutur Budi.

Petani  mencari bibit porang
Petani mencari bibit porang (Nanang AN)

Sementara, pemupukan harus dilakukan secara rutin dan pemeliharaan yang terkontrol. Karena banyak petani yang menganggap tanaman porang layaknya umbi jalar lain, sehingga saat sudah tumbuh, dibiarkan begitu saja.

" Jadi memang perlu ada pelatihan. Tidak asal latah. Akibatnya banyak kemudian tidak meneruskan bertani porang, sehingga tidak bisa mengembalikan modal," ujar Budi yang mengaku banyak mendapat keluhan tersebut.

Baca Juga: Bantuan Pemerintah Tidak Tepat Sasaran, Salah Kemensos RI atau Pemdes?

Porang yang ditanam dengan benih umbi bisa dipanen setelah berumur tujuh bulan. Sementara jika benihnya katak, memakan waktu panen hingga 14 bulan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan lapangan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X