bisnis

Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Q3 2025, Menkeu Purbaya Sebut Buah Sinergi Fiskal dan Moneter, Prabowo Ingatkan Jaga Momentum

Kamis, 6 November 2025 | 20:41 WIB
Menyoroti pernyataan Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa hingga pakar ekonomi usai perekonomian RI dinyatakan tumbuh 5,04 persen. ((Instagram.com/@purbayayudhi_official))


(KLIKANGGARAN) — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,04 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal III (Q3) tahun 2025.
Capaian ini menunjukkan bahwa mesin ekonomi nasional masih berputar stabil, meskipun dunia tengah menghadapi tekanan global dan perlambatan ekspor.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai angka tersebut menjadi bukti efektivitas arah kebijakan fiskal pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan.

“APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung dunia usaha agar lebih berdaya saing di tingkat global,” ujar Purbaya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Baca Juga: Disebut ‘Kota Hantu’ oleh The Guardian, Akademisi Ungkap Dua Isu yang Buat IKN Jadi Sorotan Dunia: Lingkungan dan Penyingkiran Warga

Purbaya menegaskan, stabilnya pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan ketahanan ekonomi nasional, tetapi juga hasil dari kolaborasi erat antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.

Ia menambahkan, pertumbuhan ini turut membuka 1,9 juta lapangan kerja baru dan menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,85 persen.
Adapun konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor menjadi pilar utama yang menopang kinerja ekonomi kuartal ini.

Arah Kebijakan Fiskal: Dorong Konsumsi dan Investasi

Menurut Purbaya, pertumbuhan ekonomi kuartal III didorong oleh kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 4,89 persen, yang ditopang meningkatnya mobilitas, transaksi digital, serta pengeluaran transportasi dan komunikasi yang tumbuh 6,41 persen.

Baca Juga: Ribuan Buruh Geruduk DPR Desak Hapus Sistem Outsourcing dan Naikkan Upah 15 Persen, Polisi Siagakan 1.464 Personel

Konsumsi pemerintah juga meningkat 5,49 persen, menandakan percepatan realisasi belanja negara di triwulan ketiga tahun ini.

“Kebijakan fiskal yang ekspansif diarahkan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan, tidak hanya menjaga konsumsi tapi juga menciptakan ruang investasi baru,” terang Purbaya.

Dari sisi investasi, pertumbuhan tercatat 3,02 persen (yoy), terutama di sektor infrastruktur dan bangunan yang disokong proyek strategis nasional.

Sementara itu, ekspor barang dan jasa naik 9,91 persen, ditopang kinerja kuat industri domestik dan meningkatnya permintaan dari mitra dagang utama.
Ekspor jasa juga tumbuh 7,62 persen, seiring melonjaknya jumlah wisatawan mancanegara hingga 21,8 persen, sedangkan impor hanya naik 1,18 persen, menandakan daya saing ekspor yang semakin baik.

Baca Juga: Terungkap! Gubernur Riau Diduga Peras Bawahan demi Liburan ke 3 Negara, KPK Bongkar Jejak Uang dan Pejabat yang Dipulangkan

Secara sektoral, industri pengolahan meningkat 5,54 persen, dipicu lonjakan subsektor logam dasar sebesar 18,62 persen dan industri kimia-farmasi 11,65 persen.
Sektor pertanian tumbuh 4,93 persen, sementara perdagangan, akomodasi, dan komunikasi melaju di atas 5 persen.

Halaman:

Tags

Terkini