(KLIKANGGARAN) – Baru hitungan minggu menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa langsung membuat gebrakan dengan mengalirkan dana pemerintah senilai Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank-bank milik negara (Himbara).
Dana jumbo itu, menurut Purbaya, diharapkan bisa segera memperkuat sistem perbankan sekaligus mendorong roda perekonomian.
"Ini kita kirim ke lima bank, Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI. Jadi dananya akan kita kirim. sudah saya setuju tadi pagi. Jadi saya pastikan dana tersebut akan masuk ke sistem perbankan hari ini," tegasnya di Jakarta, Sabtu (13/9/2025).
Kebijakan agresif itu langsung menimbulkan perbandingan dengan gaya pendahulunya, Sri Mulyani, yang dikenal cermat dan penuh kehati-hatian.
1. Rezim Bapak vs Rezim Ibu
Mantan Ketua KPK Abraham Samad menyoroti langkah cepat Purbaya dalam siniar YouTube pribadinya, SPEAK UP, Kamis (18/9/2025).
"Sekarang ada kebijakan, orang terkaget-kaget mungkin, katanya (Purbaya) untuk mengatasi krisis ekonomi ini, mungkin kita perlu menarik duit Rp200 triliun dari Bank Indonesia yang selama ini diparkir (mengendap)," ujar Abraham.
"Dana Rp200 triliun ini juga katanya bisa dijadikan kredit untuk mendanai UMKM dan sebagainya," imbuhnya.
Abraham lalu meminta pandangan Ekonom Senior Yanwar Rizky, yang memperkenalkan istilah rezim ibu-ibu dan rezim bapak-bapak dalam membandingkan gaya dua Menkeu tersebut.
"Ada hal yang cukup menarik dalam pembahasan publik, yakni rezim ibu-ibu dan rezim bapak-bapak," ungkap Yanwar.
2. Hati-Hati ala Ibu, Kasih Dulu ala Bapak
Yanwar menuturkan, gaya ibu-ibu identik dengan prinsip kehati-hatian.
"Jadi, kalau ibu-ibu jadi menteri keuangan, itu cenderung pelit. Cenderung misalnya, 'Bu, saya mau beli yang ibu janjikan', tapi si ibu ini melihat, 'yang kemarin saja masih ngaco', jadi ditahan dulu (uangnya)," jelas Yanwar.