Namun, sebagian ekonom menilai pengaruh fenomena ini semakin memudar.
“Jika dulu pernah ada, kini para trader yang sudah tahu pola ini bertindak lebih dulu sehingga dampaknya hilang,” jelas Investopedia.
Sejak dekade 1990-an, penurunan tajam di bulan September makin jarang terjadi. Bahkan sebagian analis beranggapan investor memilih menjual saham lebih awal, misalnya di Agustus, sehingga tekanan di September berkurang.
“Fenomena ini tidak bisa dijadikan patokan pasti dalam mengambil keputusan investasi,” ungkap laporan Investopedia.
Karena itu, September Effect lebih layak dianggap mitos pasar ketimbang pedoman investasi.
“Bagi sebagian ekonom, mencatat fakta September sering dianggap buruk, tapi bukan berarti satu bulan ini harus jadi yang paling merugi,” tutup Investopedia.**