bisnis

Bank-Bank China Perketat Pembatasan terhadap Klien Rusia setelah AS Setujui Penerapan Sanksi Sekunder terhadap Lembaga yang Terbukti Bantu Moskow

Rabu, 17 Januari 2024 | 08:18 WIB
Ilustrasi: Mata uang rubel (Pixabay/velikorodov94)

KLIKANGGARAN -- Bank-bank milik negara China sedang memperketat kontrol terhadap pelayanan kepada klien Rusia.

Pengetatan tersebut dilakukan bank-bank China setelah Amerika Serikat menyetujui sanksi sekunder terhadap lembaga keuangan yang membantu kompleks militer-industri Rusia.

Kebijakan pengetatan kontreol oleh Bank China itu dilaporkan oleh Russia Today mengutip laporan Bloomberg pada hari Selasa. 

Pada bulan Desember, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang memberikan "sanksi sekunder untuk menyerang lembaga keuangan" yang bekerja sama dengan perusahaan yang terkait dengan kompleks militer-industri Rusia.

Pembatasan baru ini memungkinkan Washington untuk menargetkan lembaga-lembaga yang menyediakan barang dan layanan keuangan kepada Rusia serta memfasilitasi transaksi lintas batas.

Baca Juga: Mencetak Wirausaha Muda untuk Kemajuan Bangsa

Bank-bank yang berada di bawah sanksi akan dilarang mengakses sistem keuangan Amerika Serikat.

Menurut Bloomberg, setidaknya dua bank China telah memulai peninjauan terhadap hubungan bisnis mereka dengan pelanggan Rusia, dengan fokus khusus pada transaksi lintas batas.

Bank-bank ini dilaporkan akan memutuskan hubungan bisnis dengan pelanggan yang dikenai sanksi dan menghentikan penyediaan layanan keuangan kepada kompleks militer-industri Rusia "tanpa memandang mata uang atau lokasi transaksi," demikian yang dilaporkan oleh sumber tersebut.

"Pemberi pinjaman sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap klien, termasuk pemeriksaan apakah registrasi bisnis, penerima manfaat yang diotorisasi, dan pengendali akhir mereka berasal dari Rusia," tulis media tersebut, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini.

Klien non-Rusia yang berbisnis di Rusia atau memasok barang sensitif ke Rusia melalui negara ketiga juga akan menjadi subjek peninjauan, demikian yang dikatakan oleh sumber kepada Bloomberg.

Media tersebut menyoroti bahwa langkah Washington untuk memberlakukan sanksi sekunder ini "kontroversial" karena dampak yang mungkin tidak terduga dan risiko "konsekuensi yang tidak diinginkan."

Terutama, langkah-langkah ini dapat mendorong bank-bank yang waspada terhadap pelanggaran pembatasan untuk meninggalkan sektor-sektor secara keseluruhan meskipun mereka tidak dikenai sanksi.***

Tags

Terkini