Jack’s Gelato di Cambridge Tawarkan Es Krim Rasa Unik: Dari Lavender, Carrot Cake, hingga Ikan Teri yang Bikin Penasaran

photo author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 22:17 WIB
Ilustrasi bisnis es krim dengan ragam cita rasa unik yang ditawarkan Jack's Gelato.  ((Unsplash.com/BrookeLark))
Ilustrasi bisnis es krim dengan ragam cita rasa unik yang ditawarkan Jack's Gelato. ((Unsplash.com/BrookeLark))

(KLIKANGGARAN) – Jack Van Praag, sosok di balik Jack’s Gelato di Cambridge, Inggris, mencuri perhatian publik berkat inovasi rasa es krim yang tak biasa.

Sejak berdiri pada 2017, toko ini rutin menghadirkan varian rasa yang tak terpikirkan sebelumnya, dari aroma lembut bunga lavender hingga gurihnya ikan teri.

Dalam laporan Financial Times yang terbit Minggu (10/8/2025), disebutkan bahwa setiap minggu Jack bersama 35 karyawannya melayani sekitar 20.000 pembeli. Jumlah ini melonjak saat musim panas, khususnya ketika pesta mahasiswa Universitas Cambridge berlangsung — ribuan scoop bisa terjual hanya dalam semalam.

Baca Juga: Gelombang Mundurnya Perempuan dari Dunia Kerja AS 2025: Kebijakan WFO Penuh, Biaya Daycare Tinggi Jadi Pemicu

Nama Jack’s Gelato juga pernah menjadi destinasi kuliner bagi sejumlah figur ternama seperti David Letterman dan chef Nigel Slater.

Toko ini setiap hari menawarkan sekitar 14 rasa berbeda yang menyesuaikan musim.

"Ciri khas kami adalah tidak memiliki rasa andalan,"
ujar Jack.

Baca Juga: Juara di Thailand, Christian Adinata Kantongi Hadiah Rp 7,2 Juta, Gelar Pertama setelah Lama Absen karena Cidera

Pilihan tersebut bervariasi dari rasa klasik seperti stroberi dan krim, rasa unik seperti carrot walnut cake, hingga kombinasi manis-asin yang jarang ditemui seperti ikan teri. Beberapa varian hanya diumumkan lewat Instagram Stories, termasuk white chocolate matcha dan permen liquorice khas Finlandia, Tyrkisk Peber.

"Aturannya cuma satu, harus enak,"
tegas Jack.

Perjalanan Jack di dunia es krim bermula dari dapur ibunya di Cambridge saat membuat es krim lemon. Awalnya, ia tak berencana menekuni bidang ini, melainkan bekerja di katering untuk membiayai musim snowboarding di Kanada.

Baca Juga: Puspom TNI Tetapkan 4 Prajurit Tersangka Kematian Prada Lucky, 16 Lainnya Masih Jalani Pemeriksaan, Siapa Saja Mereka?

Pada 2011, ia mulai memproduksi es krim dengan peralatan bekas di rumah, menjualnya dari sepeda roda tiga berpendingin di pasar London. Hingga kini, lemon masih menjadi rasa favorit pribadinya. Bahkan, ia menanam bahan baku sendiri di lahan seluas 13 hektar di wilayah utara Cambridge.

"Scoop kami setara restoran Michelin, tapi bisa dinikmati semua orang,"
ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X