Rusia Geser Amerika Serikat sebagai Eksportir Minyak Terbesar ke Brasil

photo author
- Kamis, 1 Februari 2024 | 20:25 WIB
Ilustasi pengeboran minyak (Instagram/@aramco)
Ilustasi pengeboran minyak (Instagram/@aramco)

KLIKANGGARAN -- Rusia telah berhasil menggeser Amerika Serikat dari posisinya sebagai eksportir minyak terbesar ke Brasil, demikian dilaporkan oleh Financial Times pada hari Selasa. Data resmi pemerintah dan analisis dari perusahaan Kpler menunjukkan pergeseran ini.

Dalam upaya untuk mencari outlet baru bagi produk minyaknya yang terkena sanksi dari Barat, Rusia menemukan Brazil sebagai salah satu pembeli baru yang potensial.

Menurut laporan tersebut, pada tahun 2023, anggota BRICS mengimpor 6,1 juta ton bahan bakar diesel Rusia senilai $4,5 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan dari hanya 101.000 ton senilai $95 juta pada tahun sebelumnya, atau meningkat sebesar 6.000%.

Sementara itu, nilai pengiriman bahan bakar minyak dari Rusia ke Brasil pada tahun 2023 mencapai $5,3 miliar, meningkat dari hanya $1,1 miliar pada tahun 2022. Ini menandai pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 400%.

Data yang dikumpulkan oleh Kpler juga menunjukkan bahwa Brasil melampaui Turki pada bulan Oktober sebagai pembeli terbesar solar Rusia. Lonjakan impor yang signifikan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Rusia telah melampaui Amerika Serikat sebagai pemasok bahan bakar terbesar bagi Brasil.

Selain itu, ekspor bahan bakar minyak yang meningkat telah mendorong pengiriman produk minyak olahan Rusia mencapai level tertinggi dalam delapan bulan hingga akhir Desember. Data dari Vortexa dan Bloomberg menunjukkan perkembangan ini.

Pemerintah Brasil menyatakan bahwa perdagangan mereka dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan peningkatan impor bahan bakar yang signifikan adalah hasil keputusan dari agen swasta yang mengikuti logika penawaran dan permintaan. Pejabat pemerintah juga menyebutkan bahwa peningkatan tajam dalam pembelian ini membantu mengendalikan harga konsumen dan mendukung sektor pertanian yang besar di negara ini.

Rusia telah mulai mendiversifikasi pasokan energinya sejak tahun 2022 setelah adanya embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa, G7, dan sekutu-sekutunya melalui jalur laut, serta adanya batasan harga $60 per barel untuk asuransi dan transportasi minyak mentah. Pembatasan serupa juga diberlakukan untuk ekspor produk minyak bumi. Akibatnya, produsen minyak Rusia mengalihkan pasokan mereka ke Asia dan Amerika Latin.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Russia Today

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X