resensi

Paman Martil: Kisah Perjuangan dan Pemberontakan di Masa Kolonial

Jumat, 15 Maret 2024 | 21:49 WIB
Ilustrasi (dok)

Kutipan di atas menggambarkan betapa konflik politik langsung mempengaruhi kehidupan tokoh utama dalam cerita.

Alur maju membawa pembaca dari konflik awal hingga puncak dramatis ketika Paman Martil dan kelompoknya menyerang kantor telepon.

"Malam yang dijanjikan pun tiba. Rumah-rumah terbakar. Paman Martil dan empat puluh orang sipil bersenjata menyerang kantor telepon." (kutipan dalam cerpen)

Puncak tragis terjadi saat peluru serdadu menembus tubuh Paman Martil, mengakhiri perjuangannya.

"Pelor serdadu berhamburan menghancurkan dadanya. Paman Martil menjelempah. ia tak bergerak lagi." (kutipan dalam cerpen)
Dengan demikian, cerita ini membentuk alur yang menggetarkan, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan penuh makna.

Cerpen ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya keberanian dan perlawanan dalam menghadapi ketidakadilan politik. Tokoh-tokoh dalam cerita menjadi pemicu perubahan suasana mencekam yang terjadi dalam cerpen.

Melalui analisis strukturalisme yang telah dilakukan, "Paman Martil" tidak hanya menjadi kisah perjuangan politik, tetapi pembelajaran terhadap keberanian dan tragedi di masa kolonial Indonesia.

Dengan gaya penulisan yang menyentuh dan pemilihan kata yang mudah dipahami, cerpen ini menjadi gambaran kehidupan dan penderitaan tokoh-tokoh yang berani menghadapi kegelapan masa lalu.

Penulis: Septianto (Mahasiswa Sastra Indonesia Unpam)

Halaman:

Tags

Terkini