resensi

Melihat Sistem Patriaki Budaya Jawa Melalui Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala

Rabu, 6 Desember 2023 | 13:45 WIB
Cover novel Gadis Kretek (dok)


KLIKANGGARAN -- Berbicara mengenai novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala kita akan melihat budaya patriarki.

Patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama serta mendominasi dalam berbagai peran yang ada di masyarakat.

Budaya patriarki sangat ditentang dan ditolak oleh para feminis, sebab patriarki menganggap bahwa perempuan bertugas di kasur, dapur, sumur.

Novel gadis kretek menampilkan sosok perempuan yang berbeda dari perempuan lainnya. Perempuan yang ditampilkan dalam gadis kretek ditunjukkan melalui tokoh Jeng Yah.
Gadis kretek banyak membahas sistem patriaki, dimulai dari lingkungannya.

Hal ini tergambarkan dari Jeng Yah tidak boleh masuk ke ruang saus karena dia seorang perempuan.

Hanya laki-laki yang boleh meracik saus, sebab jika perempuan meracik saus maka rasanya akan asam.

Selain itu, saat Jeng Yah ikut ayahnya ke pasar, ia mendapatkan cibiran serta tatapan yang seakan-akan berbicara “Buat apa perempuan ada di sini?”, “Perempuan kok merokok”, dan celetukan “Tahu apa perempuan soal kretek”.

Walaupun sering mendapatkan celetukan seperti itu, semangat yang dimiliki oleh Dasiyah nggak pernah hilang untuk mewujudkan ambisinya untuk menjadi seorang peracik saus handal dan menciptakan kretek terbaik.

Nah, itu dia sedikit cerita bagaimana ketimpangan antar gender di novel gadis kretek.

Dari Novel ini, tergambarkan bahwa laki-laki jauh lebih tinggi dari perempuan, serta minimnya kesempatan untuk perempuan mendapatkan kehidupan yang mereka inginkan.

Tokoh perempuan yang direpresentasikan oleh Jeng Yah ditunjukkan melalui beberapa aktivitas yang berkaitan dengan melawan patriarki. Hal tersebut menjadi sebuah pembuktian bahwa hal-hal yang identik dengan laki-laki dapat dia lakukan tanpa membuat citra nya menjadi negatif, bahkan dirinya mampu menjadi pemimpin melalui kretek yang bersimbol seorang laki-laki.***

[Author: Tri Agus Setyaningsih, Mahasiswa Universitas Pamulang]

Tags

Terkini