Selama Berminggu-Minggu, Rakyat Mali Memprotes untuk Perubahan, Kemudian Terjadi Kudeta

photo author
- Kamis, 20 Agustus 2020 | 10:27 WIB
mali 1
mali 1




Protes berubah menjadi kekerasan pada Juli ketika tindakan keras oleh pasukan keamanan selama tiga hari kerusuhan menewaskan sedikitnya 14 pengunjuk rasa dan pengamat, menurut kelompok hak asasi.





Marie-Roger Biloa, seorang analis di Africa International Media Group, mengatakan pemecatan Keita oleh tentara tidak mengejutkan.





Situasi telah memburuk selama bertahun-tahun di Mali dan negara itu telah berada dalam krisis terbuka selama berminggu-minggu sekarang, kata Biloa kepada Al Jazeera.





"Situasi sudah matang untuk dimanfaatkan oleh militer. Tentara tidak senang karena mereka tidak siap untuk melawan para jihadis dan mereka telah kehilangan banyak tentara. Ada juga kekerasan komunal," katanya. "Situasinya semakin tidak terkendali."





Keita berkuasa setelah memenangkan pemilu 2013 yang diadakan pada tahun berikutnya setelah kudeta militer lainnya memaksa pemerintah Amadou Toumani Toure turun dari jabatannya.





"Dia adalah sosok pemersatu di negara yang retak ketika dia berkuasa. Keita mampu memadamkan ketidakpuasan di militer," kata William Lawrence, profesor ilmu politik di Universitas Amerika di Washington, DC, kepada Al Jazeera.





Presiden terpilih kembali pada 2018, tetapi frustrasi tumbuh di tengah kegagalan untuk mengangkat standar hidup bagi sebagian besar warga Mali dan menahan konflik yang melanda wilayah utara dan tengah negara itu.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X