Mahfud juga melontarkan sindiran keras tentang arah perjalanan organisasi. Ia menggambarkan PBNU kini mirip sebuah perseroan terbatas.
"Jadi bukan PBNU, PTNU akhirnya. Perusahaan terbatas akhirnya. Antara pemegang saham, betul. Kemudian ada komisaris, ada direksi," pungkasnya.
Melalui pernyataan tersebut, Mahfud menilai konflik yang terjadi lebih berkaitan dengan perebutan kepentingan ekonomi ketimbang perdebatan prinsip atau ideologi organisasi. Situasi ini, menurutnya, merupakan tanda bahwa NU sedang berada pada titik krusial dalam menjaga nilai-nilai dasar yang diwariskan para ulama.**