politik

Ray Rangkuti Sebut Jokowi Jadi Fenomena ‘Jokowisasi’, Peringatan bagi Mantan Presiden yang Tak Selalu Aman Usai Lengser

Minggu, 2 November 2025 | 16:32 WIB
Ray Rangkuti sebut Jokowi bisa menjadi contoh bagi pejabat lain. ((Tangkapan layar YouTube Forum Keadilan TV))

Deretan Isu yang Menyeret Jokowi

Ray juga menyinggung sejumlah isu yang menimpa Jokowi setelah tidak lagi menjadi presiden.

“Diulik terus, ijazah, pindah ijazah ke pemakzulan, pindah ke ijazah anaknya, sekarang Whoosh dalam satu tahun,” ujarnya.

Menurut Ray, munculnya berbagai polemik itu membuat sebagian masyarakat mulai mempertanyakan kembali gaya kepemimpinan Jokowi selama menjabat.

“Apa yang terjadi? Itu kan artinya siapapun pemimpinnya masa yang akan datang, jangan menyimpan sesuatu yang Anda akan dipersoalkan justru setelah nggak berkuasa. Sakit,” ucapnya.
“Kenapa sakit? Karena kan ini masanya menikmati,” tegasnya.

Baca Juga: Tiga Wakil Merah Putih Melaju ke Final Hyllo BWF Open 2025, Indonesia Berpeluang Sabet Tiga Gelar

Bandingkan dengan Soeharto

Ray kemudian membandingkan kondisi pasca-kepemimpinan Jokowi dengan era Presiden Soeharto.

Ia menyebut bahwa situasi yang dihadapi Jokowi bahkan lebih keras karena tidak ada peristiwa besar yang memicu perubahan politik sebagaimana terjadi pada 1998.

“Di Pak Jokowi ini jauh lebih kencang karena nggak ada peristiwa yang mendesak orang saat sudah lengser, kalau Pak Harto kan ada peristiwa ‘98 itu. Itu persoalan besarnya,” ujarnya.
“Karena nggak ada peristiwa yang bener-bener harus buat orang mengevaluasi. Perjalanannya bisa, proses legalitas terjadi, kekuasaan dua periode, serah terima tapi setelah itu dipersoalkan orang,” paparnya.

Fenomena ini, kata Ray, menjadi sinyal bagi pejabat agar tidak terlena dan merasa aman setelah tidak lagi berkuasa.**

Halaman:

Tags

Terkini