Dolar Terancam Dominasinya Apabila Rusia dan China Terus Menggunakan Mata Uang Nasional

photo author
- Minggu, 30 Oktober 2022 | 18:48 WIB
Ilustrasi: dolar Amerika (Pixabay/PublicDOmainPictures)
Ilustrasi: dolar Amerika (Pixabay/PublicDOmainPictures)

KLIKANGGARAN -- Selama ini, dolar telah dipergunakan dalam transaksi perdagangan global. Namun, dominasi dolar itu terancam seiring menguatnya perdagangan Rusia dan China.

Apabila transisi perdagangan mata uang nasional antara Rusia dan China berlanjut, maka hal itu akan berkontribuasi pada proses penurunan pemakaian dolar secara global.

Tussia Today melansir, kuasa Usaha China di Rusia mengatakan tentang ancaman pemakaian mata uang nasional terhadap dolar AS pada minggu (30/10/22) pada konferensi tentang hubungan Rusia-China.

“Kemitraan ekonomi yang ada antara China dan Rusia dan akumulasi tingkat perdagangan jangka panjang telah meletakkan dasar yang kuat untuk memperdalam kerja sama lebih lanjut antara negara-negara kita,” kata Sun Weidong.

Baca Juga: Inilah Profil Hansol Korea Reomit, Warga Korea yang Medhok Jawa Trending di Twitter

Sun mencatat bahwa perdagangan bilateral telah meningkat secara dramatis, sebagian besar pada pasokan energi dan pertanian.

“Kerja sama energi terus memainkan peran penting dalam hubungan kedua negara, selain itu, produk pertanian dan makanan laut dari Rusia semakin masuk ke pasar China,” kata diplomat itu.

“Kami memiliki kerja sama dalam proyek-proyek besar di bidang energi nuklir, konstruksi pesawat terbang, mesin roket, navigasi satelit… Selain itu, pembayaran terus dilakukan dalam mata uang lokal.”

Rusia dan mitra dagangnya telah memperluas pangsa mata uang nasional dalam penyelesaian bersama dalam upaya untuk menjauh dari dolar AS dan euro.

Baca Juga: Inilah Daftar Konser K-Pop, Program Siaran dan Kegiatan yang Dibatalkan dan Ditunda setelah Tragedi Itaewon

Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow terus mengikuti kebijakan de-dolarisasi perdagangan luar negeri, khususnya memperluas penggunaan mata uang China untuk membeli produk keuangan dalam denominasi yuan, dan menggunakannya sebagai mata uang cadangan.

Perdagangan antara kedua negara mencapai $136 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, melonjak lebih dari 30% secara tahunan, menurut Biro Statistik Nasional China. Moskow dan Beijing bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral ke target $200 miliar tahun ini.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Russia Today

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X