Inilah Kronologi Seorang Mantan Polisi Membunuh 34 Orang termasuk 24 Anak-anak, Sadis!

photo author
- Jumat, 7 Oktober 2022 | 13:12 WIB
Mantan Polisi Thailand Tembak Mati 34 Orang termasuk 24 Anak (Tangkap Layar Twitter)
Mantan Polisi Thailand Tembak Mati 34 Orang termasuk 24 Anak (Tangkap Layar Twitter)

KLIKANGGARAN -- Dikabarkan dari Thailand, Seorang mantan Polisi membunuh 34 orang, termasuk 23 anak-anak.

Mantan Polisi membunuh 34 Orang itu selama amukan pisau dan senjata di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand pada hari Kamis.

Menurut keterangan Polisi, setelah mantan Polisi itu menembak mati istri dan anaknya di rumah dan mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri.

Baca Juga: Batik Rongkong Motif Bua Kalebu Tampil di Fashion Show Bertema The Elegance of Batik Sulawesi

Kejadian mantan Polisi tembak 34 orang termasuk 24 anak ini merupakan salah satu korban kematian anak terburuk di dunia dalam pembantaian oleh seorang pembunuh tunggal dalam sejarah.

Dikutip dari Reuters, disebutkan sebagian besar anak-anak yang meninggal di pusat penitipan anak di Uthai Sawan, sebuah kota 500 km (310 mil) timur laut Bangkok, ditikam sampai mati. , kata polisi.

Rentang usia anak-anak di pusat penitipan anak itu dari dua hingga lima tahun, kata seorang pejabat setempat kepada Reuters.

Baca Juga: Inilah Pernyataan Bung Tommy Welly alias Bung Towel yang Membuatnya Jadi Sorotan: Tuntut Mundur Pejabat PSSI!

Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai mantan anggota pasukan yang dipecat dari jabatannya tahun lalu karena tuduhan narkoba dan dia menghadapi persidangan atas tuduhan narkoba.

Pria itu telah diadili pada hari sebelumnya dan kemudian pergi ke pusat penitipan anak untuk menjemput anaknya.

"Dia mulai menembak, menebas, membunuh anak-anak di pusat penitipan anak Uthai Sawan," kata juru bicara polisi Paisal Luesomboon dikutip dari Rueters.

Baca Juga: Cerita Yohanes Prasetyo, Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan di Mata Najwa yang Membuat Warganet Nyesek

"Ini adalah pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun. Dari langkah pertama ketika saya masuk, rasanya mengerikan," Piyalak Kingkaew, seorang pekerja darurat berpengalaman yang mengepalai tim responden pertama, mengatakan kepada Reuters.

"Kami sudah pernah melewatinya, tapi kejadian ini paling mengerikan karena mereka masih kecil."Dia juga mengatakan mundur bisa disebut sebagai tidak bertanggung jawab.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ratih Sugi

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X