Gas Air Mata di Kericuhan Kanjuruhan Menuai Pro dan Kontra, Gas Air Mata Mematikan? Berikut Penjelasannya!

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 14:34 WIB
Sebanyak 129 Orang Penonton dan 2 Polisi Dilaporkan Meninggal Dunia Usai Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya/ SS Twitter/@akmalmarhali (SS Twitter/@akmalmarhali)
Sebanyak 129 Orang Penonton dan 2 Polisi Dilaporkan Meninggal Dunia Usai Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya/ SS Twitter/@akmalmarhali (SS Twitter/@akmalmarhali)

Penggunaan gas air mata di kerusuhan Stadion Kanjuruhan disebut-sebut sebagai penyebab begitu banyaknya korban yang meninggal dunia.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur yang menewaskan lebih dari 129 orang memunculkan pro dan kontra atas  penembakan gas air mata yang dilakukan polisi untuk mengendalikan aksi suporter Arema FC.

Apakah benar bahwa gas air mata itu mematikan sehingga kericuhan Kanjuruhan memakan ratusan korban jiwa yang meninggal dunia.

FIFA pun mengatur dalam Legal Handbook edisi September 2022 di halaman 680 tertulis “ dalam melakukan pengamanan di lapangan, petugas dilarang membawa senjata dan menggunakan gas air mata untuk mengendalikan massa di lapangan.

Baca Juga: Pro dan Kontra Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Malang, Inilah Regulasi FIFA !!

Mengapa FIFA demikian tegasnya atas penggunaan gas air mata? Berikut penjelasan cara kerja dan efek gas air mata jika terkena pada manusia.

Iritan kimia (CI), umumnya dikenal sebagai gas air mata dan semprotan merica, digunakan untuk tujuan pengendalian massa oleh penegak hukum di seluruh dunia. Sementara persepsi publik mungkin bahwa CI menyebabkan kerusakan minimal dan sementara, temuan tinjauan sistematis literatur medis yang dilakukan oleh Dokter untuk Hak Asasi Manusia mengidentifikasi tingkat morbiditas yang mengganggu dan bahkan kasus kematian yang disebabkan oleh senjata ini.

Bagaimana Gas Air Mata Bekerja?

CI adalah iritasi sensorik yang kuat yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan melalui berbagai mekanisme. Gas air mata ini bekerja pada reseptor rasa sakit dan suhu (TRPV1) untuk menyebabkan sensasi terbakar dan sakit parah bahkan konsentrasi kecilnya dapat menembus kulit dan masuk ke selaput lendir, menyebabkan ketidaknyamanan yang parah dan berkepanjangan (20-90 menit).

Lalu Bagaimana Efek Kesehatan yang Dirasakan?

CI dapat menyebabkan cedera pada banyak sistem tubuh, tergantung pada waktu paparan, konsentrasi, kemampuan dan orang yang terpapar untuk meninggalkan area tersebut.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Laga Persib Vs Persija Ditunda, Bagaimana Nasib Tiket yang Sudah Dibeli Suporter?

Pada mata yaitu iritasi pada konjungtiva dan kornea menghasilkan robekan, spasme kelopak mata yang tidak terkendali, kemerahan, dan nyeri. Kejang yang parah dapat menyebabkan kelopak mata menutup rapat dan menyebabkan kebutaan sementara. Penglihatan bisa menjadi kabur. Cedera ini dapat menyebabkan luka bakar kornea, lecet, laserasi, dan kebutaan.

Pada sistem pernapasan. CI menyebabkan peradangan pada saluran udara dan nyeri. Batuk, kesulitan bernapas, dan bronkore sering terjadi. Otot polos saluran pernapasan dapat berkontraksi, mengakibatkan penutupan jalan napas dan kesulitan bernapas. Bagi seseorang dengan riwayat penyakit pernapasan yang sudah ada sebelumnya mungkin lebih sensitif terhadap gas air mata ini. Paparan dapat memicu serangan gangguan pernapasan yang mengakibatkan hipoksia, henti napas, dan kematian.

Halaman:

Editor: Ratih Sugi

Sumber: https://phr.org

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dua Tahun Merger Pelindo, Menhub Resmikan PTOS-M

Rabu, 27 September 2023 | 23:40 WIB
X