Kasus Gontor, Benarkah Akibat Sistem Pengawasan Lemah?

“Apakah selama ini ada teguran ketika para santri senior yang bertugas mengawasi santri junior melakukan kekerasan? Misalnya kekerasan verbal atau kekerasan fisik. Apakah ada ketentuan di ponpes bahwa tidak diperkanankan melakukan kekerasan dengan alasan apa pun, termasuk atas nama mendisiplinkan?” lanjutnya.

Baca Juga: Posting Ucapan Widy Vierratale pada Momo, Geisha Malah Disindir Netizen

Menurutnya sistem pengawasan ponpes perlu dievaluasi. Hal ini karena manajemen ponpes umumnya memanfaatkan santri senior untuk melakukan pengawasan rutin. Apalagi ketika jumlah santrinya sangat banyak.

Di lain pihak, melalui keterangan resmi pihak Ponpes Gontor telah menyampaikan permohonan maaf sekaligus duka cita atas wafatnya AM. Melalui juru bicaranya, Noor Syahid, pihak ponpes menyatakan sangat menyesalkan terjadinya peristiwa ini.

Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga korban bila dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Noor menjelaskan, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, pihaknya menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan AM meninggal.

Baca Juga: Siapakah Bjorka Sebenarnya, Asli Hacker atau Hanya Pengalihan Isu?

Menyikapi hal itu, pihak Ponpes Gontor langsung bertindak dengan menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut. Pada hari yang sama saat korban meninggal, ponpes langsung mengeluarkan pelaku secara permanen dan mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing.

“Pada prinsipnya kami, Pondok Modem Darussalam Gontor tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren. Apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” tutur Noor Syahid.

Ponpes Gontor siap untuk mengikuti segala bentuk upaya penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya almarhum AM.

Sobat Klik, semoga kasus Gontor menjadi pelajaran bagi seluruh pihak. Salam sehat selalu, silakan membagikan link artikel ini kepada teman.***