“Salah satu upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah mengembangkan seluruh pilar sosial yang ada di Luwu Utara menjadi motivator, mediator dan fasilitator, termasuk petugas penanggulangan bencana yang ahli di bidangnya,” jelas Ari.
Baca Juga: Inilah Pendeta Saifudin Ibrahim yang Minta Menag Hapus 300 Ayat Al-Qur'an, Siapakah Sebenarnya?
Pelatihan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai 14 – 17 Maret 2022, dengan kegiatan seperti materi kelas, praktek kelas, praktek lapangan, dan simulasi. Narasumber kegiatan ini berasal dari Kemensos, Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten, serta Kepala Pos Basarnas Luwu Utara
Peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 70 orang yang terdiri dari Tagana (30), Pendamping TKSK (15), Pendamping PKH (15), Karang Taruna (3), dan Karang Taruna Desa (7).
Adapun materi pelatihan sebanyak 12 materi, yaitu Manajemen Pengungsian, Manajemen Keposkoan, Rapid Assesment, Manajemen Dapur Umum, Layanan Dukungan Psikososial, Dasar-dasar Pertolongan, Water Rescue, Teknik Pertolongan Arus Deras dan Arus Tenang, Teknik Bekerja Bersama Masyarakat, Penyusunan Rencana Berbasis Masyarakat, Teknik Penyelamatan Korban Bencana, dan Pengantar Teknis Komunikasi.**(LH)
Artikel Terkait
Pejabat Fungsional Diskominfo Luwu Utara Mulai Beradaptasi dengan Pola Kerja Baru
Lima Camat Perempuan di Luwu Utara Dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Kecamatan
Lebih Cepat Lebih Baik, Pemda Luwu Utara Persiapkan 10 Inovasi Ikut KIPP Tingkat Nasional
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani Kutip Pepatah Adat Bugis pada Rapat Paripurna Penyerahan LKPj
Kejar Stunting, Kedai Bumil, Pugalu Sip dan Si Modis: 4 Inovasi Luwu Utara Tembus Top 50 KIPP Sulsel