KLIKANGGARAN -- China telah mencapai "kemajuan signifikan" dalam mengembangkan senjata nuklir baru, tetapi tidak akan pernah menggunakannya terlebih dahulu, kata Menteri Pertahanan China, Wei Fenghe, pada hari Minggu, lansir Russia Today.
Selama penampilan di Dialog Shangri-La, konferensi keamanan utama Asia, Menteri Pertahanan China diminta untuk mengomentari tingkat pengembangan senjata nuklir saat ini.
Menteri Pertahanan China mengatakan bahwa dalam 50 tahun terakhir, Beijing telah mencapai "kemajuan yang signifikan," tetapi tidak mengambil bagian dalam perlombaan senjata.
Baca Juga: Kabar Haji 2022, Jemaah Haji Indonesia Mulai Masuk Makkah, Bagaimana Persiapan Daker Makkah?
"Saya ingin tahu apakah Anda telah melihat parade militer Hari Nasional ke-70 China, dan senjata serta peralatan baru tersedia untuk militer China... Tapi kami tidak terlibat dalam perlombaan senjata," kata Wei.
Dia juga menyatakan bahwa China akan terus mengamati "kebijakan nuklir pertahanan diri", yang berarti senjata sedang dikembangkan "untuk menjaga perdamaian nasional" dan "menghindari bencana perang nuklir."
Wei juga mengatakan China sedang mengejar jalan pembangunan damai dan tidak mencari hegemoni dunia.
Baca Juga: Aliansi Pemuda PALI Ungkap Semacam Benang Merah OTT KPK di Muba dengan Dinas PUTR PALI, Simak!
Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa di tengah "tumbuhnya paksaan" dari China dan "aktivitas militernya yang provokatif dan tidak stabil di dekat Taiwan," menjaga perdamaian bukan hanya untuk kepentingan Washington, tetapi juga "masalah yang menjadi perhatian internasional." Dia juga menekankan bahwa AS tidak mencari konfrontasi dengan China.
Tahun lalu, Departemen Pertahanan AS memperingatkan bahwa "jumlah ancaman yang ditimbulkan oleh China akan melebihi jumlah ancaman yang dihadirkan Rusia saat ini." Pernyataan itu muncul di tengah laporan bahwa China sedang membangun "setidaknya 250 silo rudal jarak jauh" di tiga lokasi.
“Pertumbuhan eksplosif dan modernisasi kekuatan nuklir dan konvensionalnya hanya dapat saya gambarkan sebagai hal yang menakjubkan, dan sejujurnya, kata 'menakjubkan' mungkin tidak cukup," kata komandan Komando Strategis AS, Laksamana Charles Richard, saat itu.
Baca Juga: UFO atau Piring Terbang? Percaya atau Tidak? Ini Kata Kepala Ruang Angkasa Rusia tentang UFO
Pemerintah China bersikeras bahwa persenjataan nuklirnya akan dijaga pada "tingkat minimum" dan murni untuk tujuan defensif.
Pada tahun 2020, Beijing menolak untuk bergabung dalam pembicaraan tentang perluasan perjanjian kontrol senjata START Baru AS-Rusia, dengan alasan bahwa persenjataan nuklirnya sangat kecil dibandingkan dengan AS dan Rusia. Jumlah hulu ledak nuklir di China, bagaimanapun, adalah rahasia negara.