KLIKANGGARAN--Tidak ada skenario di mana NATO akan mengirim pasukannya ke Ukraina, kata Inspektur Jenderal militer Jerman kepada wartawan.
Dalam sebuah wawancara dengan Die Welt pada hari Sabtu, Eberhard Zorn, jenderal Jerman itu, menjawab negatif ketika ditanya apakah NATO dapat terlibat di Ukraina jika Rusia menggunakan senjata pemusnah massal terhadap negara Eropa Timur tersebut.
Dikutip RT.com, dia menekankan bahwa "apa yang dikatakan kanselir federal Jerman serta Presiden AS Joe Biden" masih berlaku, yaitu bahwa "dalam keadaan apa pun kami tidak akan mengerahkan pasukan kami sendiri ke wilayah Ukraina."
Jenderal Jerman melanjutkan dengan mengklaim bahwa perencanaan di balik serangan militer Rusia di Ukraina cacat, dengan para komandan membuat beberapa kesalahan logistik besar.
Baca Juga: Nasihat 1 Ramadan 1443 H : Siapkan Hati karena Merasa Diri Bersih Adalah Dosa
Zorn juga meramalkan bahwa konflik di Ukraina akan semakin berubah menjadi pertempuran gaya gerilya. Perkembangan seperti itu, bagaimanapun, akan berarti lebih banyak lagi korban sipil, sang jenderal memperingatkan.
Ketika ditanya apakah Ukraina memiliki peluang melawan Rusia, Zorn menolak untuk berspekulasi tentang hasil konflik saat ini. Satu hal yang mungkin terjadi, menurut jenderal Jerman, adalah pembagian Ukraina menjadi beberapa negara, yang mengarah ke situasi kebuntuan.
Berbicara tentang angkatan bersenjata Jerman sendiri, Zorn mencatat bahwa Kanselir Olaf Scholz telah mengalokasikan 100 miliar euro ($ 110 miliar) untuk modernisasi Bundeswehr.
Baca Juga: Eropa Perlu 'Sadar' agar Hubungan dengan Rusia Bisa Diperbaiki, Maksudnya?
Dia juga menunjukkan perlunya sistem pertahanan udara yang dapat secara efektif melindungi negara dari rudal Iskander Rusia yang ditempatkan di wilayah Kaliningrad.
engembangan sistem semacam itu di Jerman, bagaimanapun, akan menghabiskan terlalu banyak waktu dan sumber daya, sang jenderal mengakui, dengan mengatakan bahwa ia mendukung pembelian sistem yang sudah jadi dari AS atau Israel.
Zorn mengatakan bahwa “saat ini, kami tidak melihat indikasi serangan Rusia yang akan segera terjadi terhadap negara-negara anggota NATO,” dan karenanya aliansi militer masih memiliki waktu untuk “memperluas” kapasitasnya dan “memperkuat sayap timur.”
Jenderal itu mengungkapkan bahwa NATO “akan mengerahkan kelompok-kelompok pertempuran yang diperlukan di semua negara dari Laut Baltik sampai ke Laut Hitam pada akhir Mei.”