KLIKANGGARAN -- Tanda pagar (Tagar) 'Ritual Syirik' kini sedang trending di Twitter.
Trending tagar 'Ritual Syirik' ini mengacu pada prosesi ritual Kendi yang penyatuan tanah yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ketika memulai pembanguna Ibu Kota Negara (IKN).
Berbagai pihak menuding bahwa ritual tersebut merupakan ritual syirik yang tidak sepantasnya dilakukan.
Terkait hal itu, Guru besar Universitas Airlangga, Profesor Henri Subiakto, menjawab tuduhan sejumlah pihak yang menilai ritual yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) adalah ritual syirik.
Menurut Prof Henri Subiakto, proses ritual yang dilakukan Presiden Jokowi di IKN itu adalah doa untuk menyatukan tekat untuk membangun Ibu Kota Negara.
“Prosesi Kendi Nusantara yang digelar presiden itu niatnya adalah berdoa dan menyatukan tekad bersama dengan para Gubernur seluruh Indonesia, untuk berkomitmen membangun IKN,” kata Prof Henri Subiakto dikutip Klikanggaran.com dari Twitter-nya @henrysubiakto pada Selasa, 15 Maret 2022.
Maka menurut Prof Henri, sebaiknya berbaik sangka karena semua perbuatan itu bergantung pada niatnya.
“Jadi niat yang baik, jangan diinterpretasi dengan pemikiran buruk dan suudzon. Innama a’malu bin niat,” sebutnya.
Prof Henri juga mengatakan, jika seseorang menghakimi sesuatu hanya karena suuzon, maka itu tandanya ia telah berlaku sombong karena telah mengambil apa yang sudah menjadi hak Allah.
“Menghindari Syirik itu baik. Tapi menilai orang hanya dari zohir yang tampak, lalu menghakimi itu syirik tanpa paham niatnya, itu bukan saja suuzon, tapi sombong dan mengambil hak Allah mengadili iman dan niat orang lain. Jika niat prosesi itu berdoa bersama dan menyatukan tekad apa ya syirik?” terangnya.
Baca Juga: Apa Saja Isi Arahan Presiden Joko Widodo kepada Gubernur se-Indonesia, Singgung soal IKN Nusantara
Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar sebah ritual penyatuan tanah yang dinamakan ritual kendi di Titik Nol IKN Nusantara di Kalimantan Timur.