peristiwa-daerah

Ada yang Unik dari Festival Kuliner Talang Kepuh di Palembang, Bayarnya Pakai Uang Mainan Jaman Bingen

Minggu, 12 Desember 2021 | 07:28 WIB
Gubernur Sumsel membuka Festival Kuliner Talang Kepuh atau Festival Kulintang di Desa Kepuh, Sumatera Selatan (sumselprov.go.id)

KLIKANGGARAN – Festival Kuliner Talang Kepuh atau disingkat Festival Kulintang digelar di Kelurahan Talang Kepuh, Gendus Palembang, Sumatera Selatan.

Festival dua hari yang dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru hari ini Minggu 12 Desember 2021 akan berakhir.

Sebelum berakhir, kita lihat apa yang membedakan Festival Kulintang dengan fesitival pada umumnya.

Dikutip dari sumselprov.go.id, dijelaskan keunikan yang dimiliki Festival Kuliner Talang Kepuh atau Kulintang terletak pada makanan yang dijual dan alat pembayaran yang digunakan.

Baca Juga: Perkembangan Baru Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi Unsri, Oknum Dosen R Jadi Tersangka dan Ditahan

Festival Kuliner lain yang pada umumnya cenderung menyediakan makanan kekinian dan dibayar dengan mata uang rupiah pada umumnya.

Di Festival Kulintang kuliner yang disajikan adalah makanan jaman bingen, jajanan sekolahan dan alat pembayarannyapun uang mainan jaman bingen.

Pengunjung tidak perlu membawa uang mainan, sudah disediakan kasir tempat penukaran uang rupiah dengan uang mainan jamam bingen.

Baca Juga: Guru yang Mencabuli 15 Siswa SD di Cilacap Ternyata Setahun Lalu Pernah Melakukan Pencabulan Juga, Modusnya?

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Aufa Syahrizal menjelaskan, tujuan penggunaan uang mainan dan makanan jaman bingen dalam Festival Kulintang untuk memberikan sensasi mengenal masa lalu

“Hal tersebut dilakukan untuk memberikan sensasi kembali pada masa dahulu kepada para pengunjung dimana uang pecahan tersebut masih diberlakukan,” ujarnya.

Baca Juga: Layangan Putus Episode 4B: Kinan Menemukan Media Sosial Lidya, Bagaimana dengan Aris?

Sementara itu Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru (HD) saat membuka acara mengatakan, Festival Kulintang dilaksanakan untuk mempertahankan kearifan lokal yang dimiliki khususnya makanan dan jajan jaman bingen (dahulu).

"Masyarakat harus dapat mengikuti perkembangan jaman tanpa harus melupakan kebuduyaaan dan kearifan lokal yang diwariskan oleh para nenek moyang, salah satunya melestarikan warisan kuliner yang dimiliki" tegas HD.**

Tags

Terkini