Menurutnya, kegagalan reformasi dapat berdampak langsung pada masa depan puluhan ribu pegawai.
“Artinya, Bea Cukai akan bisa bekerja dengan baik dan profesional. Karena gini saya bilang, kalau kita gagal memperbaiki, nanti 16 ribu orang pegawai Bea Cukai dirumahkan,” ungkapnya.
Perluasan Teknologi AI untuk Pengawasan Ketat
Sebagai bagian dari agenda reformasi, Kementerian Keuangan memperluas penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem pengawasan Bea Cukai. Purbaya optimistis sistem digital yang lebih ketat akan menekan potensi kecurangan di lapangan.
“Jadi kita pelajari betul. Jadi, sekarang cukup baik kemajuannya, saya pikir tahun depan sudah aman,” kata Menkeu.
Penerapan AI diharapkan menutup celah manipulasi data dan memperkecil ruang praktik koruptif. Purbaya menekankan bahwa teknologi perlu dipadukan dengan pembenahan manajemen agar DJBC bisa kembali dipercaya publik.
Misi Memperbaiki Kepercayaan Publik
Beragam kasus terkait gaya hidup pejabat hingga dugaan pelanggaran dalam pengelolaan barang impor telah mencoreng DJBC selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah menyadari tantangan pemulihan reputasi tidak mudah.
Purbaya menegaskan reformasi bukan hanya soal perbaikan internal, tetapi juga soal mengembalikan integritas lembaga.
“Artinya, Bea Cukai akan bisa bekerja dengan baik dan profesional,” ujarnya.
Dalam satu tahun ke depan, nasib lembaga, citra Kemenkeu, serta masa depan sekitar 16.000 pegawai ditentukan oleh keberhasilan proses reformasi yang ia jalankan.**