Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menambahkan bahwa sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bagian utara bangunan.
“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,”
ujarnya di lokasi kejadian.
Kendala Evakuasi dan Risiko Kesehatan
BNPB mengungkap proses pembersihan puing telah mencapai sekitar 60 persen. Namun, kendala utama masih berasal dari tumpukan beton besar yang menempel pada bangunan di sebelahnya.
Untuk memastikan keselamatan petugas, BNPB bekerja sama dengan tim ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) guna memeriksa struktur bangunan.
Baca Juga: Aturan Baru BWF World Junior Championships 2025: Format Relay Poin 3x45 Uji Strategi Tim Indonesia
“Beton ada yang menempel di sebelah kiri dan terhubung dengan bangunan lain di sebelahnya. Tim dari ITS akan melakukan investigasi dan memberikan petunjuk agar pembersihan tidak mengganggu bangunan lain,”
jelas Budi.
Selain hambatan teknis, bau pembusukan jenazah menjadi masalah serius. Meskipun tidak menular secara langsung, cairan pembusukan berpotensi mencemari sumber air bersih.
“Risiko kesehatan dapat timbul apabila cairan pembusukan mencemari sumber air bersih, terutama di daerah padat penduduk,”
ujar Budi.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB dan Dinas Kesehatan melakukan penyemprotan disinfektan tambahan serta menyalurkan alat pelindung diri (APD) bagi para petugas.
“Nanti semua keperluan, APD, kacamata google dan apapun BNPB akan dukung,”
imbuhnya.
Mimbar Musala Masih Berdiri Tegak
Di tengah puing-puing bangunan yang ambruk, satu bagian masih utuh dan menjadi perhatian publik — mimbar musala tempat imam memimpin salat.
Video yang beredar di akun Instagram @infojember memperlihatkan mimbar tersebut masih berdiri tegak meski bangunan di sekitarnya rata dengan tanah.