(KLIKANGGARAN) – Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), mengecam keras dugaan penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Politikus PKS itu menekankan, TNI dan Polri harus menjadi teladan dan pengayom, tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga di internal masing-masing.
“TNI dan Polisi kita menjadi teladan, bagaimana mereka menghadirkan konsolidasi, menghadirkan, kalau mereka diharap menjadi pengayom masyarakat, menjadi pembela negara, tentulah mereka harus menjadi pengayom di antara mereka sendiri, pembela diantara mereka sendiri,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 8 Agustus 2025.
Baca Juga: Menkumham Supratman Tegaskan Royalti Bukan Pajak, Negara Tak Dapat Keuntungan dari Kasus di Bali
HNW juga mengingatkan agar kedua institusi tersebut tidak memperlihatkan ketidaksatuan atau saling melukai.
“Jangan sampai justru menghadirkan kesan kondisi tidak solid, kondisi saling terjadi, saling mencederai,” tambahnya.
Mengenai kasus Prada Lucky, ia menegaskan bahwa proses hukum harus dijalankan secara adil dan terbuka.
“Karena ini sudah terjadi, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, setransparan mungkin,” tegasnya.
Ia berharap penegakan hukum yang tegas dapat membangun kembali kepercayaan publik.
“Bahwa masyarakat percaya hukum ada di Indonesia, masyarakat percaya hukum diberlakukan kepada siapapun dan dengan cara itu mudah-mudahan akan mengembalikan juga soliditas di internal TNI maupun juga di lembaga negeri lainnya,” lanjutnya.
Prada Lucky menghembuskan napas terakhir pada Rabu, 6 Agustus 2025 di RSUD Aeremo, Kabupaten Nagekeo, NTT, setelah dirawat intensif akibat dugaan kekerasan oleh seniornya.
Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo, yang juga anggota TNI, menuntut keadilan penuh atas kematian anaknya.