Banjir Sumatera: BNPB Beberkan 116 Korban Jiwa, Dua Siklon Langka Jadi Pemicu Kekacauan di Tapanuli Tengah

photo author
- Minggu, 30 November 2025 | 07:43 WIB
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto (tengah) menyampaikan beberapa perkembangan terkait penanganan bencana di Sumatera Utara. ((Dok BNPB))
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto (tengah) menyampaikan beberapa perkembangan terkait penanganan bencana di Sumatera Utara. ((Dok BNPB))

 

(KLIKANGGARAN) — Penanganan bencana banjir bandang serta longsor di tiga provinsi Sumatera terus diperbarui oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, merilis data terbaru, menyebut 116 warga meninggal dunia dan 42 orang masih hilang hingga Jumat, 28 November 2025 petang.

Dalam keterangan pers, Suharyanto menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem yang memicu bencana tersebut merupakan gabungan dari dua siklon sekaligus.

"Diguyur hujan sangat lebat karena ada siklon Senyar dan siklon Koto. Ini fenomena alam yang jarang terjadi tapi terjadi di wilayah Sumatera bagian utara," kata Suharyanto.

Baca Juga: Final Syed Modi India International 2025, Bagaimana Peluang Dejan/Bernadine Raih Gelar Juara?

Tapanuli Tengah Jadi Episentrum Kerusakan

Suharyanto menegaskan bahwa dampak terburuk bukan terjadi di Sibolga sebagaimana kabar awal, melainkan di wilayah tetangganya, Tapanuli Tengah.

"Berita awal tuh Sibolga yang parah, ternyata setelah kita sampai di sini Sibolga justru tidak terlalu parah, justru yang parah Tapanuli Tengah," ungkapnya.
"Kabupaten yang paling parah terdampak bencana ini adalah Tapanuli Tengah," sambungnya.

Berbagai kecamatan mengalami kerusakan berat: rumah warga hancur, fasilitas publik lumpuh, hingga jalur transportasi terputus.
Proses pencarian dan evakuasi terus dilakukan oleh tim gabungan tanpa jeda.

Baca Juga: Apa Kabarnya Reformasi Polri? Ray Rangkuti Kritik Langkah Kapolri, Sebut Pembentukan Tim Internal Hanya Halangi Komisi Prabowo

Starlink Diaktifkan untuk Pulihkan Komunikasi

Dengan banyaknya jaringan komunikasi yang rusak, BNPB menerapkan langkah cepat menggunakan perangkat satelit darurat.

"Langkah kami adalah kita memasang jalur komunikasi darurat jadi menggunakan Starlink," ujar Suharyanto.

Ia memastikan perangkat tersebut telah disebar ke sejumlah pos vital.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X