Apa Kabarnya Reformasi Polri? Ray Rangkuti Kritik Langkah Kapolri, Sebut Pembentukan Tim Internal Hanya Halangi Komisi Prabowo

Dirinya mengingatkan publik bahwa berbagai persoalan di tubuh Polri sudah lama menjadi keluhan masyarakat sejak era reformasi 1998.

Ray mencontohkan stigma negatif yang masih berkembang,
“Masyarakat udah tahu gimana polisi kita, kalau bisa dipersulit, kamu kehilangan ayam, lapor, malah kehilangan kambing.”

Baca Juga: Banjir Parah Lumpuhkan Medan, Status Tanggap Darurat Ditetapkan hingga 11 Desember dan Warga Diimbau Tak Panik soal BBM

Pembentukan Tim Internal Dinilai untuk Jaga Citra Kapolri

Ia menyebut pembentukan tim internal merupakan cara Kapolri untuk menjaga reputasi pribadi menjelang akhir masa jabatan.

“Pak Listyo mau mengatakan saya ini bukan nggak tahu tentang reformasi polisi, kira-kira gitu, makanya dibentuk nih (internal),” tutur Ray.

Selain itu, langkah ini dianggap sebagai respons atas gelombang kritik publik yang menguat sejak aksi unjuk rasa Agustus 2025.

Ray: Reformasi Polri Harus Dimulai dari Penggantian Kapolri

Ray menilai reformasi tidak mungkin berjalan selama Kapolri saat ini masih menjabat.

Baca Juga: Korban Bencana Sumatera Terus Bertambah, BNPB Catat 303 Jiwa Tewas Saat Akses ke Lokasi Masih Banyak yang Terputus

“Yang dimaksud reformasi polisi itu ganti dulu Kapolrinya karena sudah tidak mampu melakukan reformasi ini. Lagian sudah empat bahkan menuju 5 tahun, ganti,” tegasnya.

Ia menambahkan,
“Jadi, langkah pertama yang dilakukan oleh tim reformasi itu adalah mengganti Kapolri sekarang, Pak Listyo Sigit.”

Listyo Sigit dilantik sebagai Kapolri pada 27 Januari 2021.

Dua Kelompok Tim Reformasi: Internal Polri vs Komisi Presiden

Tim reformasi internal Polri yang berisi 52 perwira tinggi dibentuk pada 17 September 2025, dipimpin Kalemdiklat Polri Komjen Chrysnanda Dwilaksana.