(KLIKANGGARAN) -- Sengketa lahan yang melibatkan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), tengah menjadi sorotan publik.
Kasus tersebut mempertemukan PT Hadji Kalla dengan PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) dalam perebutan lahan seluas 16,4 hektare di kawasan Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.
JK menyebut dirinya menjadi korban mafia tanah yang memalsukan dokumen untuk menguasai tanah miliknya.
“Itu praktik itu terjadi di mana-mana, dan kita harus lawan bersama-sama. Kalau tidak, ini merupakan masyarakat jadi korban, termasuk saya ini korban, tapi kan kita punya apa itu formal yang tidak bisa dibantah,” ujar JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 10 November 2025.
JK: Pemalsuan Dokumen Itu Kriminal, Harus Dilawan
Menurut JK, praktik mafia tanah seperti yang menimpanya bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di Makassar.
Ia menilai perbuatan tersebut merupakan kejahatan serius yang perlu ditindak tegas.
“Bukan hanya di Makassar, banyak terjadi di tempat lain. Itu semua kriminal, semuanya dibuat itu dengan cara rekayasa hukum, rekayasa apa, memalsukan dokumen, memalsukan orang,” tegasnya.
JK menuturkan dirinya telah mendapatkan kepastian hukum dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, yang menyatakan bahwa lahan tersebut sah miliknya secara legal.
Baca Juga: Intip Keseruan Perangkat Daerah Camping Wisata di Permandian Air Panas Pincara
“Kan menteri, Menteri Nusron sudah mengatakan itu yang sah milik saya. Mafia ini harus diberantas. Jadi harus dilawan, kalau dibiarin akan begini akibatnya,” lanjut JK.
Menteri ATR/BPN: Kasus Lama yang Terungkap karena Pembenahan
Menanggapi hal itu, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menegaskan bahwa sengketa tanah di Tanjung Bunga merupakan kasus lama yang baru muncul ke permukaan karena pihaknya sedang melakukan pembersihan dan pembenahan sistem pertanahan nasional.
Artikel Terkait
KMAKI Pertanyakan Lebih 20 Tahun Tanah Negara Dikuasai oleh PT SMB, Penindakan Harus Objektif
DPR Desak Menteri ATR Nusron Wahid Naikkan Pajak 60 Keluarga Kaya Penguasa Hampir Separuh Tanah Bersertifikat RI. Apakah Berani?
Heboh, Tanah Warga Beralih Nama Tanpa Transaksi, Kantor Pertanahan Manggarai Barat Dipertanyakan
Babak baru kasus Tanah Warga Raib di Manggarai Barat, Kuasa Hukum Ungkap Kronologi