“Kemudian untuk total secara keseluruhan (konsumsi dan etanol) mudah-mudahan 3-4 tahun ke depan selesai,” tambahnya.
Strategi Mengurangi Impor BBM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa konsumsi bensin nasional mencapai sekitar 42 juta ton per tahun, dengan impor mencapai 22–23 juta ton. Campuran etanol E10 atau E20 dinilai dapat menjadi solusi pengurangan impor dalam jangka panjang.
“Etanol ini bahan bakunya dari jagung, tebu, singkong dan ini tidak hanya sekadar untuk mempertahankan energi kita. Tapi juga menciptakan lapangan kerja dan instrumen pertumbuhan yang bisa kita lakukan di daerah-daerah,” kata Bahlil saat acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Ziarah Penuh Makna, Kepala MTs DDI Masamba Ikuti Napak Tilas Religi Sejarah Islam di Tana Luwu
Ia menepis anggapan bahwa etanol menurunkan kualitas bensin.
“Jadi, sangat tidak benar kalau ada diskusi-diskusi oleh berbagai kelompok yang mengatakan bahwa etanol ini adalah barang yang tidak bagus,” terangnya.
Bahlil kemudian menyebut negara-negara lain yang lebih dulu mengadopsinya.
“India sudah pakai E30, Amerika sudah pakai E20, Thailand sudah E20, bahkan di beberapa negara di Amerika itu sudah E85. Jadi, kita itu jangan selalu berpikir sesuatu yang seolah-olah ada sesuatu gitu,” tandasnya.**
Artikel Terkait
Program Peningkatan Kontribusi EBT dalam Bauran Energi Nasional, BPK: Kurang Efektif pada Semua Tahapan Program
Mengenal Etanol dan Dampaknya bagi Mesin Mobil: Risiko Karat pada Kendaraan Lama hingga Potensi Ramah Lingkungan
Pertamina Dukung Kebijakan Pemerintah Campur Etanol 10 Persen ke BBM Mulai 2026, Dorong Transisi Energi dan Kurangi Emisi
Menuju BBM Etanol E10: Antara Komitmen Transisi Energi dan Tantangan Teknis di Lapangan
Bahlil Ungkap Strategi Kurangi Impor Bensin Lewat Campuran Etanol, Singgung Penolakan SPBU Swasta hingga Bandingkan Praktik Negara Lain