Kronologi Penemuan yang Menghebohkan
Sehari sebelumnya, pada Sabtu malam pukul 23.30 WITA, warga di sekitar jalur pendakian dikejutkan kabar ditemukannya sesosok mayat di dekat puncak Gawalise. Informasi itu cepat menyebar di komunitas pendaki Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Utang Indonesia Sentuh Rp9.138 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman dan Di Bawah 40 Persen PDB
Awalnya, dilaporkan ada seorang pendaki yang tak kunjung turun setelah mencapai puncak. Tak lama, saksi bernama Surya menemukan jasad yang kemudian dilaporkan ke Basarnas Palu.
“Informasi penemuan pertama kali diterima oleh Basarnas Palu dari seorang warga pada Sabtu (11/10). Menindaklanjuti laporan tersebut, tim rescue SAR Palu segera dikerahkan menuju lokasi kejadian,” ungkap Rizal.
Peringatan Keselamatan bagi Pendaki
Usai operasi evakuasi, Rizal mengimbau para pendaki untuk lebih memperhatikan keselamatan, terlebih di musim hujan yang membuat jalur semakin berbahaya.
“Pastikan kondisi fisik prima serta perlengkapan memadai sebelum melakukan pendakian,” tegasnya.
Ia menambahkan banyak pendaki yang kerap menyepelekan medan Gawalise karena dianggap rendah, padahal jalurnya memiliki tanjakan curam yang berisiko tinggi.
Menunggu Hasil Pemeriksaan Medis
Hingga Minggu malam, pihak keluarga korban belum memberikan pernyataan resmi soal alasan Gate mendaki sendirian. Polisi dan tim medis masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian.
Sementara itu, komunitas pendaki Sulawesi Tengah berencana menggelar doa bersama di pos pendakian Gawalise sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum.**
Artikel Terkait
Sampaikan Bela Sungkawa Kepada Korban Longsor Galian C Gunung Cirebon, Kang Dedi Mulyadi Pastikan Tambang Ditutup Selamanya
Ini Tersangka Kasus Tragedi Longsor di Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon, Siapa Saja?
Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Alasan Juliana Marins Meninggal Dunia Usai Terjatuh di Tebing Gunung Rinjani
Menhut: Healing Bisa ke Mal, ke Gunung Perlu Edukasi dan Persiapan
Kemenhut dan Satgas PKH Tertibkan Ratusan Hektare Sawit Ilegal di TN Gunung Leuser, Lanjutkan Pemulihan Ekosistem Konservasi