Smotrich kemudian mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mengambil tindakan.
“Bapak Perdana Menteri, waktunya sekarang dan ada di tangan Anda,” tegasnya.
Netanyahu dan Sikap Tegas Israel
Dalam pernyataan terpisah, Netanyahu sendiri menyebut pengakuan negara-negara Barat sebagai “hadiah besar bagi terorisme.”
"Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan,” ucap Netanyahu sebagaimana dilaporkan AFP.
Ia juga berjanji akan melawan upaya pengakuan kemerdekaan Palestina di forum internasional.
“Kita juga perlu berjuang, baik di PBB maupun di semua arena lainnya, melawan propaganda palsu yang ditujukan kepada kita. Komunitas internasional akan mendengar dari kita tentang masalah ini dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Palestina Sambut dengan Harapan
Sebaliknya, Palestina menilai pengakuan dari Inggris dan sekutunya sebagai sinyal kuat untuk masa depan negaranya.
Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menegaskan,
“Di atas segalanya, ini adalah pesan harapan bagi rakyat Palestina, pesan harapan untuk negara yang bebas, merdeka, dan berdaulat.”
Baca Juga: IPC TPK Terima Kunjungan Kedutaan Denmark, Jajaki Peluang Kerja Sama Maritim
Dalam kesempatan yang sama, ia menyebut tindakan Israel sebagai bentuk “serangan sistematis” untuk menghapus eksistensi rakyat Palestina, budayanya, hingga masa depannya.
Hingga kini, sorotan dunia tertuju pada bagaimana pengakuan internasional tersebut akan memengaruhi jalan panjang menuju kemerdekaan Palestina di tengah konflik yang masih membara.**
Artikel Terkait
Mencermati Akar Panjang Konflik Israel-Palestina Sejak 1947, Saat 142 Negara di PBB Kini Mendukung Resolusi Palestina Merdeka
UK Akhirnya Akui Negara Palestina 108 Tahun Setelah Deklarasi Balfour, Netanyahu Sebut “Hadiah untuk Hamas”
Dari Deklarasi Balfour hingga Pengakuan Palestina: Jejak Panjang Sejarah Menuju Dua Negara
Empat Negara Barat Resmi Akui Palestina sebagai Negara Berdaulat, Netanyahu Murka dan Sebut Pengakuan Hanya Hadiah untuk Teror