Dari Deklarasi Balfour hingga Pengakuan Palestina: Jejak Panjang Sejarah Menuju Dua Negara

photo author
- Senin, 22 September 2025 | 08:32 WIB
Foto Ilustrasi Perjalanan Negara Palestina setelah Deklarasi Balfour (Ilustrasi oleh Chat GPT)
Foto Ilustrasi Perjalanan Negara Palestina setelah Deklarasi Balfour (Ilustrasi oleh Chat GPT)

Baca Juga: Inilah Jadwal Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB: Istana Sebut Sebagai Penghormatan Besar untuk Bangsa Indonesia

Kini, lebih dari seabad sejak Deklarasi Balfour diumumkan, Inggris—yang dulu menggagasnya—baru mengambil langkah bersejarah dengan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Keputusan itu diumumkan oleh Perdana Menteri Keir Starmer, seiring dengan pengakuan serupa dari Kanada, Australia, dan Portugal.

Starmer menegaskan bahwa langkah ini adalah upaya “menjaga harapan akan perdamaian dan solusi dua negara tetap hidup” di tengah kehancuran Gaza akibat perang berkepanjangan.

Baca Juga: Kondusivitas Daerah Terjaga Baik, Bupati Andi Rahim Apresiasi Kinerja Polri

Momentum Baru di Tengah Tragedi

Bagi bangsa Palestina, pengakuan ini membawa simbol harapan. Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menyebut pengakuan tersebut sebagai pesan penting bahwa “Israel tidak memiliki kedaulatan atas wilayah negara kami.”

Sementara itu, bagi sebagian besar masyarakat internasional, pengakuan ini dilihat sebagai titik balik simbolis: negara yang dulu memulai lembaran konflik melalui Deklarasi Balfour, kini mengakui hak Palestina untuk merdeka.

Namun, jalan menuju realisasi negara Palestina yang berdaulat masih panjang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah gagasan ini dan menyebut pengakuan tersebut sebagai “hadiah bagi Hamas”. Bahkan, sejumlah menteri Israel mendorong agar aneksasi Tepi Barat segera dilakukan sebagai respons.

Baca Juga: Inilah Respons TNI, Korlantas, dan Istana soal Protes Sirene dan Strobo: Aturan Ketat, Evaluasi Penggunaan, hingga Imbauan Presiden

Sejarah yang Berputar

Deklarasi Balfour pada 1917 mungkin menjadi awal keterbelahan Palestina, tetapi pengakuan negara Palestina oleh Inggris lebih dari seabad kemudian bisa dilihat sebagai awal rekonsiliasi sejarah.

Meski demikian, tantangan nyata masih menghadang. Pengakuan politik hanyalah langkah pertama, sementara di lapangan, rakyat Palestina masih bergulat dengan blokade, pengusiran, dan konflik yang tiada henti.

Satu hal yang pasti, perjalanan dari Balfour menuju pengakuan Palestina menunjukkan bahwa sejarah selalu bergerak dalam putaran panjang—dan harapan akan keadilan tetap hidup di tengah luka yang belum sembuh.

Disclaimer: Sebagian narasi berita ini dibuat oleh AI (Chat GPT).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X