(KLIKANGGARAN) – Sedikitnya 67 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 150 lainnya mengalami luka-luka saat tengah menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza, Minggu (20/7), menurut pernyataan pejabat rumah sakit di wilayah tersebut.
Insiden memilukan ini terjadi di kawasan al-Sudaniya, Gaza utara, saat bantuan mulai memasuki wilayah tersebut melalui perbatasan Zikim dengan Israel. Direktur Rumah Sakit al-Shifa mengonfirmasi bahwa sebagian besar korban luka dalam kondisi kritis dan sedang dalam penanganan medis intensif.
Tragedi ini bukan yang pertama. Dalam beberapa pekan terakhir, ratusan warga Palestina telah meregang nyawa saat menunggu makanan dan bantuan kemanusiaan di wilayah konflik. Pada Sabtu lalu, sedikitnya 32 orang tewas dalam dua kejadian terpisah di wilayah Teina dan Rafah, dekat dengan pusat distribusi milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga bantuan yang didukung Israel dan AS.
Namun, insiden terbaru ini tidak terjadi di titik distribusi yang dikelola GHF. Lembaga tersebut baru mulai menyalurkan bantuan pada akhir Mei lalu, setelah Israel melonggarkan blokade selama 11 minggu terhadap pasokan bantuan ke Gaza.
Militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden yang terjadi pada hari Minggu itu. Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang mengantri bantuan. Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah korban tewas akibat tembakan tentara Israel, kelompok bersenjata lain, atau keduanya.
Di tengah meningkatnya kekerasan, militer Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi terbaru di wilayah Gaza tengah yang padat dengan pengungsi internal. Evakuasi ini memicu kepanikan di kalangan keluarga sandera asal Israel, yang meyakini kerabat mereka disekap di daerah tersebut.
Sementara itu, serangan udara Israel pada Kamis lalu yang menghantam satu-satunya gereja Katolik di Gaza, yakni Gereja Keluarga Kudus, menuai kecaman dunia. Paus Leo mengungkapkan “rasa sakit yang mendalam” atas serangan yang menewaskan tiga orang dan melukai sepuluh lainnya, termasuk Pastor Gabriel Romanelli, yang dikenal dekat dengan mendiang Paus Fransiskus.
Presiden AS Donald Trump dan Vatikan turut mengutuk serangan itu, sementara pihak Israel menyatakan bahwa insiden tersebut merupakan sebuah “kecelakaan” dan menyampaikan penyesalan atas jatuhnya korban.
Di tengah tragedi kemanusiaan yang terus terjadi, upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Qatar masih belum menunjukkan titik terang. Mediator internasional menyebutkan bahwa pembicaraan belum menghasilkan kemajuan signifikan.**
Artikel Terkait
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva Kecam Israel di KTT BRICS: Sebut Serangan ke Gaza Sebagai Genosida
Trump dan Netanyahu Gelar Pertemuan Tertutup di Gedung Putih Bahas Gaza, Iran & Hezbollah
Israel Tewaskan 82 Warga Gaza dalam 24 Jam, Netanyahu Desak Hamas Menyerah Total
Setelah Trump Sesumbar Bangun Kawasan Elite, Netanyahu Ingin Relokasi Warga Gaza ke Negara Tetangga