Ribuan Orang Gelar Aksi Unjuk Rasa di Berlin Menuntut Penghentian Genosida

photo author
- Minggu, 5 November 2023 | 07:44 WIB
Aksi unjuk rasa pro-Palestina di Berlin (telegram/RT)
Aksi unjuk rasa pro-Palestina di Berlin (telegram/RT)

KLIKANGGARAN -- Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di jalan-jalan di Berlin pada hari Sabtu untuk menuntut penghentian "genosida" Israel di Gaza. Aksi unjuk rasa pro-Palestina sangat dibatasi oleh pemerintah daerah.

Kantor pers DPA melaporkan bahwa aksi unjuk rasa di ibu kota Jerman diikuti sekitar 6.000 orang, meskipun kelompok sayap kiri yang mengorganisir unjuk rasa mengklaim bahwa jumlah orang yang hadir lebih dari lima kali lipat.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, kumpulan orang memegang bendera Palestina dan plakat bertuliskan "hentikan genosida", "berapa banyak anak yang harus mati?" dan "gencatan senjata sekarang" terlihat dalam rekaman video yang diambil oleh RT.

Berlin dan kota-kota lain di Jerman menanggapi pecahnya perang Israel-Hamas dengan melarang semua aksi unjuk rasa yang mendukung Palestina. Pada akhir Oktober, sejumlah protes ilegal diadakan di Berlin, yang mengakibatkan terlukanya 65 anggota polisi dan ditangkannya sebanyak 174 pengunjuk rasa.

Baca Juga: Trofi Tur Piala Dunia U-17 di Surakarta, Apa Saja Kegiatannya, dan Apa Kata Gibran?

Demonstrasi telah diizinkan setelah larangan tersebut dilonggarkan. Pada demonstrasi yang disetujui secara resmi ini, tidak diizinkan untuk mengungkapkan dukungan terhadap Hamas atau kelompok militan lainnya, serta mengucapkan kata-kata yang dianggap anti-Semit atau anti-Israel.

Selain itu, pengagungan kekerasan dan pembakaran bendera Israel dilarang oleh undang-undang federal Jerman.

Pada hari Kamis, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengumumkan larangan semua kegiatan pro-Hamas dan membubarkan Samidoun cabang Jerman, sebuah kelompok yang mengorganisir demonstrasi pro-Palestina di Eropa dan Amerika.

Faeser menuduh Samidoun mengadakan "selebrasi kegembiraan" saat militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

Akan tetapi, lebih dari seratus intelektual Yahudi Jerman mengutuk tindakan brutal tersebut. Kelompok tersebut mengeluarkan surat terbuka bulan lalu yang menuduh polisi menggunakan anti-Semitisme sebagai alasan "untuk menekan ekspresi politik yang sah dan tanpa kekerasan, yang mungkin termasuk kritik terhadap Israel."

Akski unjuk rasa pada hari Sabtu berlangsung damai, dan hanya satu orang yang ditangkap—seorang wanita yang diduga menyerang seorang jurnalis—dilaporkan oleh polisi.

Protes serupa juga terjadi di kota-kota di Eropa, dengan demonstrasi di Paris dan London menarik banyak massa. Polisi Metropolitan London membersihkan sekelompok demonstran yang duduk di jalan yang mengganggu lalu lintas di sekitar Oxford Circus. Sepanjang sore itu, mereka menangkap sebelas orang, salah satunya diduga membawa "plakat yang dapat memicu kebencian".

Ribuan orang berunjuk rasa di Paris menentang larangan demonstrasi pro-Palestina. Kerumunan meneriakkan, "Pembunuh Israel, kaki tangan Macron," mengacu pada tawaran yang dibuat oleh pasukan yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memerangi Hamas.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: RT

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X