Jakarta,Klikanggaran.com - Anies sebagai Gubernur Ibukota nyatanya terbukti membawa DKI dalam kehancuran. Selama pandemi corona ini kerjaannya hanya konferensi pers tapi aksi di lapangan sangat nihil. Belum lama ini dia juga sempat mengatakan separuh lebih APBD DKI habis untuk corona. Sayangnya bansos DKI sering salah sasaran. Sama seperti proyek yang dikerjakan Pemprov yang berujung bongkar pasang.
Sebelumnya dilansir dari kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 menurun hingga 53 persen gara-gara pandemi Covid-19.
APBD senilai Rp 87,95 triliun itu hanya tersisa kurang dari separuhnya.
"Kami mengalami kontraksi hingga hampir 53 persen berkurang. Jadi anggaran kami tinggal 47 persen dari anggaran semula," ujar Anies dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) yang digelar secara online, Kamis (23-4).
Musrenbang itu disiarkan melalui akun YouTube Bappeda DKI Jakarta.
Anies berujar, banyak kegiatan ekonomi yang terhambat akibat Covid-19. Hal ini berdampak pada anjloknya penerimaan pajak yang menjadi sektor utama pendapatan DKI.
"Ketika kegiatan perekonomian turun, maka pajak yang dibayarkan turun. Ketika pajak yang dibayarkan turun, maka pendapatan Pemprov DKI juga turun," kata dia.
Sayangnya penemuan masalah ekonomi di DKI tak ditanggapi serius oleh Anies. Padahal ia sendiri yang membeberkan kalau perekonomian turun, tapi ia juga yang mengajukan perpanjangan PSBB yang menimbulkan dampak buruk ekonomi berlanjut.
Anehnya lagi ternyata Pemprov DKI tak hanya mengeluarkan uang untuk corona tapi juga untuk membiayai proyek-proyek bongkar pasangnya. Setelah membongkar trotoar, waring item, bambu getah getih, atap JPO, kini giliran trotoar baru di Kemang.
Seperti dilansir suara.com, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkapkan kemungkinan membongkar kembali trotoar di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan. Lantaran, trotoar yang baru selesai direvitalisasi ini malah membuat banjir.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Juaini Yusuf. Pembongkaran disebutnya bertujuan untuk memeriksa kondisi saluran air setelah revitalisasi rampung Desember 2019 lalu.
"Kan harus dibuka dulu dicek dengan kontraktor yang ngerjain trotoar. Kan masih masa pemeliharaan dia," ujar Juaini saat dihubungi suara.com, Jumat (1-5).
Juaini mengatakan pihaknya melalui Suku Dinas SDA Jakarta Selatan sudah merencanakan pembongkaran ini. Jika memang ternyata setelah diperiksa ada penyempitan, maka trotoar ini harus dibongkar lagi untuk perbaikan.
"Bisa sih (dibongkar). Tapi yang bongkar harus mereka," jelasnya.