Heboh! Video Nusron Seperti Kiai, Ahok Seperti Santri

photo author
- Rabu, 23 November 2016 | 07:04 WIB

Jakarta, Klikanggaran.com - Ada sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh Nusron Wahid dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam sebuah video yang diunggah oleh akun youtube Ahok Djarot (akun official tim pemenangan Ahok-Djarot). Nusron Wahid yang dikenal oleh publik sebagai sosok yang sering “melotot” dan berbicara “keras”, dalam video itu terlihat lebih halus, santun, dan memberikan nasehat kepada Ahok. Ahok pun yang dikenal publik sering berbicara “kasar” dan emosional, pada video tersebut terlihat lebih sedikit berbicara dan takdim kepada Nusron layaknya Kiai dan santri.

 

Video Nasehat Untuk Pak Ahok

Banyak spekulasi beredar di media sosial bahwa video itu adalah video yang sudah diatur sedemikian rupa, karena perilaku Nusron dan Ahok terlihat berbeda. Selain itu, dalam video tersebut nampak nusron melihat ke kamera dan tersenyum layaknya adegan sinema yang disutradarai oleh seseorang. Video itu juga diunggah oleh tim pemenangan Ahok Djarot.

Terlepas dari tanggapan miring beberapa netizen yang berkomentar di akun tersebut, video ini mengandung isyarat bahwa Ahok akan segera memperbaiki dirinya dan akan berbicara dengan akal sehat (tidak berbicara tanpa berpikir). Berikut transkrip video yang diunggah pada tanggal (21/11/2016) oleh akun youtube Ahok Djarot.

Nusron:

“Pak Basuki ini sebagai orang timur, sebagai orang Indonesia, kita punya budaya. Bagaimanapun juga selama ini hikmah daripada kejadian ini bapak itu dianggap merepotkan banyak pihak."

"Karena itu, saya sebagai teman sebagai sahabat menyarankan, kalau bisa Bapak sebagai orang timur, orang Indonesia, yang punya tradisi khas, mintalah maaf pada publik, pada umat Islam, yang karena kejadian ini menjadi repot, terutama Pak Polisi dan Panglima TNI."

Ahok:

"Ya, memang saya sudah sampaikan, beberapa kali minta maaf. Saya juga minta maaf pada Pak Nusron dan temen-temen partai, Polisi, TNI, saksi ahli, termasuk umat Islam yang dukung dan tidak mendukung."

"Dengan kejadian ini saya juga menarik hikmah untuk mengoreksi diri, untuk introspeksi."

"Dan, sebagai pejabat publik itu kita nggak bisa ngomong sembarangan, saya pikir ini pelajaran berharga untuk saya."

"Sadar saya, tak akan mengulangi lagi bicara tanpa mikir, dan kita juga tak akan menyinggung-nyinggung agama orang lain."

"Walaupun saya belajar dikit-dikit ngerti, saya kira tafsiran yang punya ayat juga tak berhak saya untuk bicarakan juga."

"Saya kira itu, saya mohon maaf kepada semua pihak terutama umat Islam menjadi tersinggung."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X