Menurut laporan tersebut, luas sawah pada D.I. Air Lakitan adalah 2.660 hektar yang terdiri atas sawah irigasi seluas 859 hektar dan sawah tadah hujan seluas 1.801 hektar.
Ketiga, pembangunan jaringan utama irigasi bahuga D.I. Komering Selatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Pembangunan Jaringan Utama Irigasi Bahuga D.I. Komering Selatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan mulai Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2018, yang terdiri atas Paket I (3.741 hektar) dan Paket II (3.112 hektar) dengan keseluruhan luas baku layanan 6.853 hektar.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan, wawancara/konfirmasi, dan analisis dokumen diketahui bahwa sebagian besar area layanan irigasi Bahuga masih berupa perkebunan karet. Pada saat jaringan irigasi tersebut dibangun, para pemilik perkebunan karet telah menyepakati akan adanya alih fungsi dari lahan karet menjadi lahan persawahan setelah pembangunan selesai dilaksanakan. Pada saat pemeriksaan BPK selesai dilaksanakan, pekerjaan pembangunan jaringan irigasi tersebut masih dalam proses konstruksi dan belum dilaksanakan alih fungsi dari lahan karet ke sawah.
Lebih lanjut atas ketiga pembangunan irigasi tersebut diketahui belum mencerminkan praktik pengelolaan yang baik dalam rangka mendukung peningkatan produksi pertanian, sejalan dengan: Peraturan Presiden Nomor 02 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, antara lain menyebutkan bahwa sasaran RPJMN 2015-2019 bidang infrastruktur diantaranya menjamin ketahanan air untuk mendukung ketahanan nasional, antara lain meningkatnya kinerja pengelolaan irigasi dengan indikator terbangunnya satu juta hektar lahan sawah beririgasi, Kriteria pemeriksaan (Better Management Practice) pada Sub Kriteria 1.2.
Menanggapi hal itu, Aktivis dari BARETA Indonesia, Boni Belitong, menyatakan terkait temuan dan pekerjaan tersebut secara kasap mata merupakan pekerjaan yang terkesan mubazir.
"Orang baru berencana untuk pengalihan profesi dari petani kebun ke sawah, tapi fasilitas pengairan sudah di bangun secara rapi dengan anggaran ratusan miliar, sekarang siapa yang menjadi jaminan dari pertanyaan para petani tersebut untuk alih profesi, apakah mungkin petani tersebut mau beralih profesi dengan kondisi harga karet, sawit, dan kopi melonjak membaik, sehingga mereka mau beralih ke bidang persawahan dengan kegiatan di mulai dari nol,” ujar Boni Belitong, Koordinator BARETA Indonesia, pada Klikanggaran.com, Kamis (19-8).
Selain itu, kata Boni, jika memang Pemerintah mau meningkatan sektor persawahan, masih banyak daerah yang perlu dibenahi sektor pengairannya yang terdapat di Sumsel.
"Tiga irigasi ini akan menjadi target kami untuk diawasi dalam penggunaannya dan akan kita lanjutkan ke APH dengan dugaan pemborosan keuangan negara, dampak dari dugaan perencaannya dan pengadaan ini disinyalir dipaksakan, terutama azas manfaatnya, dan akan kami kaitkan dengan UU Jasa Kontruksi terkiat kualitas fisiknya dalam 10 tahun ke depan."
"Kasihan negara, BBWS Sumatera VIII harus mencermati dalam keadaan ini, apalagi negara kita dalam kondisi gawat darurat dalam menghadapi Covid-19,” tandas Boni.
.