pendidikan

Libur Sekolah atau Pembelajaran selama Ramadan Tuai Pro-Kontra, Ternyata Libur saat Puasa Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan

Sabtu, 18 Januari 2025 | 12:25 WIB
Ilustrasi belajar di rumah yang akan diterapkan selama bulan Ramadan (freepik/our-team) ((freepik/our-team))

Tradisi libur Ramadan ini bahkan terlihat dalam peristiwa Perang Jawa. Pangeran Diponegoro, misalnya, mengusulkan kepada Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Marcus de Kock untuk menghentikan sementara diskusi perang selama Ramadan, sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan suci.

Namun, sikap baik Belanda ini memiliki motif politis. Peter Carey, seorang sejarawan Inggris, menyebutkan bahwa pendekatan tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi Diponegoro agar menyerah tanpa syarat.

Meskipun demikian, dua hari sebelum Lebaran pada 25 Maret 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap, menandai akhir Perang Jawa.

Baca Juga: Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto Ramai Dibahas Publik, Ini Kata Hasto Kristiyanto

Kebijakan Daoed Joesoef: Menghapus Libur Ramadan

Pada periode 1978-1983, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef membuat gebrakan besar dengan meniadakan libur sekolah selama Ramadan.

Langkah ini menuai protes dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, yang khawatir kebijakan tersebut akan mengganggu pelaksanaan ibadah puasa dan kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat.

Daoed berpendapat bahwa belajar di sekolah juga merupakan bagian dari ibadah.

Ia merujuk pada perintah pertama Tuhan dalam Al-Qur'an, yaitu Iqra' (bacalah), yang menurutnya mengajarkan pentingnya belajar.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Alasan Haldy Sabri Hapus Foto Mesra Bareng Irish Bella, Kenapa?

Muhammadiyah dan PBNU: Pandangan terhadap Kebijakan Ramadan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah ini, dengan menyiapkan paket khusus untuk menggantikan aktivitas belajar-mengajar formal.

Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebutkan bahwa kegiatan seperti pesantren kilat di masjid atau sekolah tetap akan dilakukan dengan pengawasan guru.

"Kami mendukung, tapi ada tiga poin penting bagi Muhammadiyah, Ramadan harus tetap dijadikan arena untuk mendidik akhlak, budi pekerti, dan mendidik karakter," kata Haedar.

Baca Juga: Resmi, Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra

Halaman:

Tags

Terkini