Baca Juga: Shin Tae-yong di Piala AFF 2020 Menyempurnakan Kesukaan Warga Indonesia akan Demam Korea
Empat bek adalah Asnawi Mangkualam di kanan dan Pratama Arhan di kiri. Dua bek tengah adalah Fachrudin dan Dewan.
Di depan bek adalah gelanda Rachmat Irianto. Di depan Rachmat Irianto adalah gelandang Riki Kambuaya dan Egy Maulana di tengah, Irfan Jaya di kiri dan Witan di kanan. Di depan satu pemain yaitu Ezra Walian.
Jika pola yang diterapkan 4-4-2 pelatih tinggal mendorong Egi Maulana ke depan tetap tidak sejajar dengan Ezra, melainkan posisinya agak ke belakang antara gelandang dengan penyerang.
Dua bek tengah tauh saja Fadludin dan Dewa. Di depan Dewa taruh Rachmat Irianto. Empat gelandang bisa saja Irfan main di kiri. Witan di kanan. Kemudian Egi bisa main duluan bersma dengan Riki Kambuaya. Di depan taruh saja Ezra Walian. Jadi 4-1-4-1. Kalau bermain dengan 4-4-2 Egi bisa didorong ke depan.
“Kalau kita bermain terbuka, peluang-peluang di leg pertama kan masih ada, terbuka. Dari Dewa, dari Irfan Jaya sebenarnya bisa untuk membuat gol ke gawang Thailand. Kecepatan kita punya. Kalau kita bisa bermain menekan,” papar Ropan.
Analisa Bung Ropan didasarkan pada pengalaman skuad Garuda saat penyisihan Piala Dunai Grup di Qatar pada 3 Juni 2021. Saat itu Indonesia bisa mengimbangi Thailand.
Baca Juga: Final Piala AFF 2020 Leg Pertama, Apa Kata Menpora tentang Timnas Indonesia dan Thailand
“Kalau kita berkaca pada babak kualifikasi grup G Piala Dunia yang di Qatar, dimana kita mampu menahan Thailand 2-2 di Stadion Al Makhtoum Dubai, 3 Juni lalu atau tahun ini juga (2021).
Kita memang tertinggal terus lawan Thailand, tetapi kita bisa menyamakan kedudukan. Dan 99% pemain yang dibawah Shin Tae young itu ada saat ini di Piala AFF,”pungkas Ropan.**