KLIKANGGARAN -- Pengurus Rayon PMII Rawamangun kembali menggelar kegiatan bedah buku, pada Jumat, 10 Desember 2021. Kali ini buku yang dibedah berjudul “PMII Di Simpang Jalan?” dengan tema kegiatan "Mengenal PMII Lebih Dalam."
Bedah buku “PMII Di Simpang Jalan?” dipantik oleh Annas Eka Wardhana, Wakil Ketua I Rayon Rawamangun.
Annas menjelaskan bahwa buku PMII di Simpang Jalan yang ditulis oleh mantan Ketua Umum PB PMII periode 2003-2005, yakni Abdul Malik Haramain, merupakan sebuah buku yang wajib dibaca oleh para warga PMII sebab buku itu berisi tentang bagaimana PMII mampu menjawab persoalan dan tantangan yang dihadapi PMII saat itu.
Annas juga menambahkan bahwa buku ini sangat menarik untuk dibedah karena Abdul Malik Haramain mengungkapkan ide menarik selama di PMII, hal tersebut dapat dilihat dari ambisi Abdul Malik Haramain yang menginginkan PMII menjadi tempat pelaksanaan metode pendidikan ala Paulo Freire, yakni penyadaran kepada mahasiswa akan pengetahuan dan sosialisasi pikiran yang menindas.
Baca Juga: Trend Ngeri, Adopsi Boneka Arwah, Apakah Risikonya?
Selain ide menarik, beliau juga mempertanyakan terkait gerakan PMII di masa sekarang yang menghilangkan marwah sebagai sebuah organisasi kritis-liberal-radikal. PMII mesti paham bahwa perubahan itu merupakan ujian terberat yang harus tetap dihadapi dengan semangat idealisme kritis, untuk membela rakyat dalam bingkai kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
Di sisi lain, kegiatan bedah buku ini juga dapat menguatkan soliditas dan kebersamaan para anggotanya. Karena ketika bedah buku dimulai, maka disitulah keingintahuan para anggota PMII meningkat sehingga dapat memicu adanya diskusi yang menarik.
Memang pada dasarnya, tujuan bedah buku ini adalah agar warga PMII Universitas Negeri Jakarta mampu menghadirkan suasana yang menyenangkan dan kebersamaan di antara para anggota baik tingkat komisariat maupun tingkat rayon.
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh anggota rayon rawamangun saja, melainkan dihadiri juga oleh anggota rayon lainnya seperti rayon ekonomi, pemuda, dan daksinapati.
Di sisi lain, kegiatan ini dimaksudkan juga untuk memberikan gambaran kepada para mahasiswa UNJ lainnya, kalau ikut organisasi PMII betul-betul mengasyikkan dan menyenangkan karena kebersamaan pada setiap acaranya terjalin dengan baik.
Pun, secara tidak langsung, kegiatan ini ingin memberitahu kepada mahasiswa UNJ lainnya jika PMII bukan hanya organisasi yang membahas isu-isu secara serius saja, namun di sisi lain ingin menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin dalam setiap acara PMII.
Baca Juga: Pola Penganggaran APBD Sumsel di Zaman Herman Deru, Berikut Pos Yang Banyak Sedot Anggaran
Harapannya, semoga kedepannya orang-orang tidak memandang PMII sebelah mata atau menganggap PMII sebagai organisasi yang tidak tahu arah jalan geraknya, tetapi justru bisa memiliki ketertarikan dan ikut bergabung di dalamnya.