JAKARTA, Klikanggaran.com – Optimistis ditunjukkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahwa asesmen kompetensi minimum yang akan menggantikan Ujian Nasional (UN) mulai 2021 bersama dengan survei karakter akan sukses meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Alasan Kemendikbud adalah pembelajaran yang dilakukan tidak lagi berorientasi pada hasil akhir seperti sebelumnya.
Baca: Oknum Pedagang Akan Dipidanakan Bila Timbun Bahan Pokok dan Mainkan Harga
Totok Suprayitno, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, menilai selama ini penilaian guru terhadap keseharian siswa hilang lantaran hanya berfokus pada penilaian pemerintah di akhir masa sekolah melalui UN.
Selain itu, siswa juga cenderung belajar dengan sistem kebut semalam dan hanya fokus bagaimana menyelesaikan soal-soal yang disuguhkan.
“Padahal, guru itu yang paling tahu tentang kompetensi siswa. Kemudian karakter anak itu yang mengerti cuma guru. Seharusnya guru memberikan portofolio siswa untuk menentukan layak atau tidaknya naik dan lulus," katanya, sebagaimana dikutip Bisnis, Kamis (19-12-2019).
Baca: Banyak Program Pusat Masuk PALI, Bukti Kerja Keras Heri
Lebih lanjut, Totok menjelaskan asesmen kompetensi minimum ini nantinya akan membuat siswa lebih menghargai proses belajar yang dilakukan setiap hari, tidak hanya di akhir jenjang pendidikan semata.
Siswa akan memahami bahwa tantangan pembelajaran itu tidak hanya di akhir jenjang, tetapi sepanjang pembelajaran dari awal hingga akhir.
Adapun, terkait dengan kesiapan guru yang nantinya diberikan kebebasan untuk menyusun soal hingga melakukan asesmen kompetensi minimum, menurut Totok pihaknya akan melakukan sosialisasi sekaligus pelatihan kepada mereka.
Selain itu, pada UN pamungkas yang akan digelar tahun depan Kemdikbud juga akan menyisipkan lima bentuk soal asesmen kompetensi minimum.
"Ada lima soal [yang] ditambahkan, tetapi enggak masuk soal UN itu. Soal UN tetap 40 dan yang akan dihitung hanya itu. [Lima soal itu] hanya titipan untuk pengenalan saja," ujarnya.
Lima soal tersebut tidak akan mempengaruhi nilai siswa sama sekali. Dia menegaskan lima soal tersebut disisipkan hanya untuk uji coba pertama asesmen kompetensi minimum kepada siswa sebelum diterapkan pada 2021.
Selain itu, uji coba tersebut diharapkan juga dapat memberi gambaran kepada guru sehingga bisa mulai menyiapkan diri setelah diberi 'bocoran' asesmen di UN ini.