Please Deh, Mendikbud Tidak Hanya Mengurusi Digitalisasi Sekolah

photo author
- Senin, 4 November 2019 | 07:48 WIB
mendikbud1
mendikbud1


JAKARTA, Klikanggaran.com— Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, diminta tidak hanya peduli dengan digitalisasi sekolah, tetapi juga pembangunan gedung sekolah yang masih kurang, terutama di daerah terpencil. Demikian pernyataan tertulis yang disampaikan anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Ahmad Suadi.


Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Suadi mengatakan, "Jadi bukan hanya pendidikan digital saja tetapi juga perlu diperhatikan fasilitas dan prasarana sekolah juga jangan dilupakan.”


Menurutnya, selama ini masih banyak daerah yang belum memiliki sekolah dan ada juga sekolah yang mengalami kerusakan. Selain itu, Ombudsman banyak menampung keluhan dari masyarakat soal kebijakan penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi. 


"Setiap tahun selalu masuk keluhan masyarakat mengenai sistem zonasi. Selain itu juga, banyak keluhan terkait kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan ujian nasional menggunakan komputer, pada siswa yang sekolahnya belum punya fasilitas komputer atau didaerah terpencil yang belum ada jaringan internet," katanya seperti dikutip Bisnis.


Akibatnya, siswa dari daerah terpencil harus menumpang ke sekolah lain untuk melaksanakan ujian nasional.


Sementara itu, ahli ekonomi Prof Dr Emil Salim mengatakan pendapatan negara, terutama pendapatan negara yang surplus, harus digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang dirasakan langsung oleh banyak masyarakat.


"Bukan hanya asal bangun infrastruktur saja," katanya sebagaimana dikutip Bisnis.


Emil Salim memberi contoh bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan surplus dari kenaikan neraca minyak bumi yang terjadi pada tahun 70-an untuk pembangunan sekolah-sekolah di desa dan daerah tertinggal.


Menurut dia, Presiden Soeharto pada waktu itu langsung terjun ke lapangan dan Presiden Soeharto mengatakan harus membangun sekolah-sekolah itu supaya terjadi pemerataan pada masyarakat, terutama pemerataan pendidikan sekolah dasar di Indonesia.


"Masyarakat tahu mereka harus sekolah tetapi pada waktu itu belum ada gedung sekolah. Saat gedung-gedung sekolah selesai dibangun, dinamika semangat untuk sekolah tinggi dan tercapailah pemerataan," katanya.


Keberhasilan SD Inpres itu bahkan mengantarkan salah satu dari tiga ekonom asal Amerika meraih nobel. Mereka adalah Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer.


Penelitian Duflo diterbitkan di Agustus tahun 2000 dengan judul "schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment" atau konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa.


Dalam abstraksinya dia menjelaskan penelitian ini berbasis pada realita yang terjadi di Indonesia tahun 1973 dan 1978, yang mana Indonesia membangun lebih dari 61.000 SD. Dalam risetnya, itu menunjukkan bahwa pembangunan SD Inpres menyebabkan peningkatan pendidikan dan pendapatan di Indonesia.


[Sumber: Bisnis]

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X