PT PG Rajawali II Produksi Gula Tidak Sesuai SNI, Perusahaan Terancam Bangkrut?

photo author
- Jumat, 6 September 2019 | 08:00 WIB
images (10)
images (10)


Jakarta, Klikanggaran.com - Kegiatan pengolahan tebu secara off farm merupakan rangkaian kegiatan proses produksi pengolahan tebu menjadi gula di PT Pabrik Gula (PT PG). Tujuan utamanya adalah memperoleh kristal gula sebanyak-banyaknya dari batang tebu secara efisien dan efektif, dengan kualitas 62 sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan demikian selain kualitas tebu, faktor lain yang menentukan produksi gula di PG adalah efisiensi pabrik dan efektivitas prosesnya. Namun, fakta dalam dua tahun belakangan ini (2015-2017) tidak demikian, malah terjadi pemborosan milyaran rupiah.


Berdasarkan data yang dihimpun Klikanggaran.com, cara proses produksi di pabrikasi pada tahun 2017 dan tahun sebelumnya sebagai penyebab ICUMSA tidak sesuai SNI. Target produksi dari Direksi dan GM untuk meningkatkan jumlah GKP produksi dan rendemen melalui proses produksi dengan cara jalur stroop A yang di-back boiling/dikembalikan ke masakan A. Tujuannya untuk menurunkan HK (Harkat Kemurnian) Tetes dan menaikkan kuantitas produksi. Parameter bagian produksi adalah losses-nya serendah mungkin. Proses ini mengakibatkan ICUMSA-nya naik (Standar SNI kadar ICUMSA < 300). Perbaikannya saat ini adalah dengan melakukan cut off pada jalur back boiling dan menerapkan proses masak HK Tinggi, agar ICUMSA turun.


Padahal, proses produksi seharusnya adalah nira kental di jalur stroop A apabila belum memenuhi standar yang ditetapkan/Gula Kristal Putih), nira kental akan dialirkan ke masakan C dan D, tidak dialirkan kembali ke masakan A.


Sehingga biaya-biaya yang diperlukan dalam proses ulang terdiri dari biaya Tata Usaha Kantor (TUK) dan TUK Gudang yang meliputi upah angkut, truk angkut untuk memindahkan dari gudang ke stampfloor, dan di pabrikasi berupa biaya pekerjaan pada saat melakukan melting, bahan-bahan pembantu lainnya (chemical), karung dan biaya analisis BBIA. Total biaya reproses sebesar Rp5.001.120.473,00 sia-sia tak menghasilkan apapun, justru malah merugikan perusahaan dan terancam bangkrut.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X