Jakarta, Klikanggaran.com 23/12/2017 - Guru besar Universitas Pertahanan Unhan, atau biasa disebut sebagai Pengamat Militer, Salim Said, adalah salah satu orang yang kurang percaya dengan keputusan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang menganulir bahwa keputusan Panglima Gatot Nurmantyo adalah inisiatif pribadi mantan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) tersebut.
Memang, keputusan Panglima TNI Hadi Tjahjanto ini sangat mendadak dan tidak lazim dalam internal TNI. Makanya, Salim Said memberikan sinyalemen bahwa menganulir keputusan Panglima Gatot adalah sangat kental sisi politiknya. Bahkan, mungkin ini memang menjadi petunjuk dan perintah dari atasannya, dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
Berarti, kalau sinyalemen Salim Said ini sebuah kebenaran, hal ini menandakan bahwa menganulir keputusan Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo adalah mungkin, bisa disebut sebagai sebuah intervensi politik orang-orang sipil kepada militer atau TNI. Dimana orang sipil sudah mulai berani mengatur orang-orang militer yang akan menduduki jabatan di struktural TNI.
Intervensi politik orang sipil kepada militer ini tidak secara langsung dilakukan masuk ke internal militer, tetapi harus lebih halus dan dilakukan melalui pimpinan tertinggi TNI, seperti menganulir keputusan Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo.
Tetapi, bila membaca pernyataan panglima TNI Hadi Tjahjanto sebetulnya, tidak ada intervensi politik dari orang sipil dalam militer. Bahkan pembatalan surat Nomor Kep/982.a/XII/2017 yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Jenderal Gatot Nurmantyo pada 4 Desember 2017 untuk kembali, agar Mutasi TNI harus berlandasan profesionalitas dan sistem merit. Atau, Bukan istilah like and dislike dalam pembinaan karir prajurit TNI.
