Jakarta, KlikAnggaran.com - Dalam sebuah laporan Forum Ekonomi Dunia bertemakan "Visi Baru untuk Pendidikan: Membina Pembelajaran Sosial dan Emosional melalui Teknologi", ada beberapa kesimpulan yang sampai hari ini dijadikan pijakan dasar dalam membangun budaya literasi untuk bangsa Indonesia khususnya bagi anak-anak negeri. Disebutkan bahwa salah satu keterampilan utuh abad 21 yang dibutuhkan adalah memiliki kemampuan literasi dasar yang baik, yaitu bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari.
Ada enam komponen dalam literasi dasar ini, yaitu kemampuan baca-tulis-berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.
Literasi baca-tulis-berhitung (calistung) merupakan literasi dasar (basic literacy) yang berkaitan dengan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan menganalisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
Yang kedua adalah literasi sains, merupakan ranah utama dari Program for International Student Assessment (PISA). Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasikan permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.
adalah literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), adalah kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti perangkat keras atau hardware, perangkat lunak atau software, serta etika dan etiket dalam memahami teknologi. Dalam praktiknya, juga pemahaman dalam menggunakan komputer atau computer literacy yang di dalamnya termasuk menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengolah data, serta mengoperasikan beberapa perangkat.
Ada juga hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu literasi keuangan. Bagi sebagian masyarakat pada bagian ini, literasi ekonomi adalah hal yang fundental terutama bagi pemangku kebijakan untuk urusan ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) misalnya mengeluarkan definisi bahwa yang dimaksud literasi keuangan adalah aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, keterampilan konsumen, dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik.
Sedangkan untuk literasi budaya adalah kemampuan untuk mengetahui budaya yang dimiliki bangsa sedangkan literasi kewarganegaraan adalah kemampuan seseorang dalam memahami kebijakan dan keputusan dalam penyelenggara negara. Literasi yang disebutkan juga terdapat dalam program global UNESCO. Karena dalam misi yang dikeluarkan adalah melakukan pembangunan berkelanjutan sesuai misi dari SDG'S atau Sustainable Development Goals.