Klikanggran.com (27-12-2016)--Pemerintah Amerika Serikat telah mulai meminta wisatawan asing untuk mengungkapkan kegiatan media sosial pilihan mereka sebagai bagian dari upaya yang diperluas menemukan ancaman teroris potensial.
Permintaan berfungsi sebagai prompt pada Sistem Elektronik online untuk Travel Authorization, atau Esta, sebuah aplikasi pembebasan visa yang banyak pengunjung.
Pada sistem tersebut, pemohon diminta untuk mengungkapkan akun media sosial mereka sebelum melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.
Pilihan akun media sosial yang harus diungkapkan termasuk platform seperti Facebook, Twitter, Google+, Instagram, LinkedIn dan YouTube, dan ruang tambahan bagi pelamar untuk memasukkan nama akun mereka di situs tersebut.
Kantor Bea dan Perlindungan Perbatasan, yang dimulai program minggu lalu, sebelumnya mengatakan tidak akan melarang masuk ke orang asing yang tidak memberikan informasi akun media sosial mereka.
Pemerintah telah menghadapi rentetan kritik sejak pertama kali melayangkan ide tersebut pada musim panas lalu. Aktivis hak privasi mengatakan ada beberapa panduan tentang bagaimana informasi, sekali diperoleh, digunakan atau dibagikan dengan instansi lain.
Internet Association, yang mewakili perusahaan termasuk Facebook, Google dan Twitter, telah menyatakan bahwa kebijakan tersebut mengancam kebebasan berekspresi.
"Proses untuk masuk AS membingungkan, dan kemungkinan bahwa sebagian besar pengunjung akan mengisi kartu sepenuhnya daripada risiko pertanyaan tambahan yang mengintimidasi dari petugas berseragam, yang juga akan memutuskan mana dari lelucon Anda lucu dan mana yang menjadi risiko keamanan, "jelas Nathan Putih dari Access Now.
Pemerintah AS menyetujui sekitar 10 juta permohonan visa setahun dan memiliki 77.500.000 pengunjung asing pada tahun 2015. Kegiatan mengumpulkan akun media sosial untuk semua pengunjung bisa menghasilkan salah satu database terbesar yang dapat dikontrol pemerintah.
[sumber: Guardian] [Editing: @mang_kamil]
