kebijakan

Hasan Nasbi Bandingkan Program Makan Bergizi Gratis Program Prabowo dengan PMTAS di Era Soeharto, Ceritakan Pengalamannya Saat SD

Sabtu, 1 November 2025 | 15:29 WIB
Hasan Nasbi singgung program makan anak sekolah di era orde baru yang serupa dengan MBG. (YouTube/Hasan Nasbi))

 

(KLIKANGGARAN) — Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kembali mengingat masa kecilnya saat mengikuti program makan anak sekolah yang dijalankan pemerintah di masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Dalam refleksinya, Hasan menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini digagas pemerintah memiliki kemiripan dengan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang diterapkan pada era Orde Baru.

“Sekarang kan ada namanya program makan bergizi gratis, tapi di awal 90-an itu Pemerintah Orde Baru ada namanya program PMTAS,” ujar Hasan dalam tayangan di kanal YouTube pribadinya, Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: Menteri PU Akui Pembahasan Diskon Tarif Tol Nataru 2026 Masih Alot, Harap BUJT Kembali Beri Potongan 20 Persen

Cerita Masa SD: Bubur Kacang Hijau dan Telur Rebus

Hasan menceritakan bahwa dirinya termasuk salah satu siswa yang pernah merasakan manfaat dari program tersebut.
Menurutnya, makanan yang disediakan pemerintah kala itu sederhana, namun tetap bergizi dan memberi dampak positif bagi anak-anak sekolah dasar.

“Waktu SD saya dapat itu, kadang-kadang kita dikasih bubur kacang hijau, telur rebus,” lanjut Hasan.

Ia menjelaskan, pada pertengahan 1990-an, program tersebut telah menjangkau jutaan anak sekolah di berbagai wilayah Indonesia.
“Sampai tahun 95–96 itu sudah 6 juta anak yang dapat,” tuturnya.

Baca Juga: Onadio Leonardo Ditangkap di Rumah Elite Ciputat, Polisi Ungkap Kronologi Penangkapan dan Barang Bukti Kasus Narkoba

Terhenti karena Krisis dan Pergantian Kekuasaan

Hasan juga mengungkapkan bahwa program PMTAS sempat berjalan konsisten sebelum akhirnya terhenti akibat krisis ekonomi 1997–1998 dan peralihan kekuasaan dari Orde Baru ke era reformasi.

“Artinya program ini jalan secara bertahap dan mulai terhenti karena kita mengalami krisis ekonomi dan beralihnya kekuasaan ke era reformasi,” ujarnya.

Ia menilai, bila tidak terjadi perubahan politik yang drastis kala itu, program pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah kemungkinan besar akan tetap berlanjut hingga sekarang.

Halaman:

Tags

Terkini