KLIKANGGARAN -- Hallo Klikers, melihat perkastaan yang ada dalam Drama Korea My Demon, kita menjadi tahu penyebab kematian Yi Sun dan Wolsim. Ya, semua itu karena cinta mereka terhalang oleh kasta.
Beberapa ajaran agama atau kepercayaan ada kasta yang membedakan antara golongan masyarakat. Umumnya, kasta dipahami sebagai sistem yang membagi masyarakat kedalam jumlah besar kelompok berdasarkan keturunan yang dipisahkan dan disatukan berdasarkan pada tiga karakteristik:
1) perpisahan dalam soal pernikahan dan hubungan atau relasi; 2) pembagian kerja, (setiap kelompok, berdasarkan teori atau tradisi, mempunyai profesi yang darinya setiap anggotanya bisa masuk dalam batas-batas tertentu); dan 3) hierarki, suatu sistem yang menggolongkan masyarakat lebih rendah atau lebih tinggi terhadap yang lain.
Baca Juga: Pemkab Nagan Raya Memberikan Penghargaan Untuk ASN Teladan, Berikut Nama Namanya
Pada Drakor My Demon, terlihat sekali kasta yang terjadi yaitu persoalan pernikahan, profesi, dan hierarki. Hal itu dapat terlihat pada episode 12 yang menceritakan kisah cinta Yi Sun dan Wolsim.
Gu Won saat itu bernama Soe Yi Sun. Yi Sun adalah putra satu-satunya dari keluarga bangsawan. Sebagai putra tunggal maka Yi Sun akan melanjutkan gelar kebangsawanan orang tuanya. Maka dari itu ia harus rajin belajar.
Yu Sun yang malas belajar lebih memilih pergi ke sebuah sungai untuk menenangkan diri. Setibanya disana, ia tercengang melihat sosok Wanita cantik yang sedang menari.
Dihantui rasa penasaran, ia kemudian mendekati perempuan itu. Namun nihil, Yu Sin tidak mampu menanyakan siapa Namanya dan dari mana asalnya.
Yi Sun yang sudah kepalang tertarik dengan penari itu bertanya kepada asistennya. Terungkap bahwa perempuan itu Bernama Wolsim, seorang penari dai Hanyang.
Yi Sun yang terlanjut jatuh hati menjadi sering mendatangi sungai untuk melihat Wolsim berlatih. Pucuk dicinta ulampun tiba, Wolsim pun menaruh hati kepada Yi Sun. Namun Wolsim sadar diri jika dia tidak pantas mencintai laki-laki dari keluarga bangsawan.
Namun Yi Sun terus saja meyakinkan Wolsim bahwa dia rela menderita asal bersama. Yi Sun pun menjadi rajin belajar dan membaca buku.
Hingga pada suatu hari Yi Sun membaca salah satu buku berjudul Tujuh Kebajikan dan Keburukan Katolik. Menurut buku ini semua manusia setara tanpa kasta. Konsep ini mengadaptasi dari pemikiran barat.
Mengatahui hal itu, Yi Sun dan Wolsim semakin percaya diri bahwa hubungan mereka akan direstui oleh ayahnya. Namun tak disangka, asisten yang paling dia percaya ternyata melaporkan kedekatannya dengan Wolsim sebelum Yi Sun berbicara kepada ayahnya.
Mengetahui itu, ayah Yi Sun mengutusnya untuk pergi ke Hanyang, hal itu agar ayahnya dapat menjauhi Yi Sun dengan Wolsim.
Artikel Terkait
Chico Aura Dwi Wardoyo tiba-tiba Mundur dari Malaysia Open 2024 Susul Apriyani/Fadia dan Ribka/Lanny, Ada Apa?
Disebut Gendut Mirip Ibu-ibu, Tanggapan Aurel Hermansyah Nyesek Banget: Aku Mikirin Cacian Kalian....
Serba Salahnya BCL di Mata Netizen, Bercadar Dirujak, Jalan-jalan ke Al Ula Dihujat
Soal Pj. Sekda Luwu Utara, Kepala BKPSDM: Baru Sebatas Rekomendasi Gubernur
Korupsi Parah Menjangkiti Tentara Pembebasan Rakyat China sehingga Rudal-Rudal Diisi Air bukan Bahan Peledak
Maladewa Pecat 3 Menterinya karena ‘Ucapan yang Menghina’ terhadap Narendra Modi yang Mempromosikan Pariwisata Domestik
Resmikan Pabrik Paving Blok Batako, Wabup Suaib Mansur Harap Dapat Serap Tenaga Kerja Lokal
KIP Nagan Raya Mulai Lipat Surat Suara Pemilu 2024, Berikut Jumlah Keseluruhan
Warga Pante Ara Nagan Raya Bantah Jual Tanah Hutan
Pemkab Nagan Raya Memberikan Penghargaan Untuk ASN Teladan, Berikut Nama Namanya