Bagaimana Hukum Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dalam Islam? Ini Penjelasannya

- Senin, 27 September 2021 | 06:05 WIB
Saat menaikkan bendera diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya (pixabay/mufidpwt)
Saat menaikkan bendera diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya (pixabay/mufidpwt)


Semua negara memiliki lagu kebangsaan. Lagu kebangsaan adalah nyanyian dinyanyikan dalam acara-acara resmi atau event-event penting untuk menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa tersebut.

Lagu kebangsaan dinyanyikan dalam upacara-upacara kenegaraan, di sekolah-sekolah hingga gedung parlemen.

Lagu kebangsaan pun dinyanyikan tatkala akan dimulai pertandingan olahraga tingkat dunia, dan dinyanyikan lagu tatkala seorang atlet memperoleh medali tertinggi dalam pertandingan resmi tingkat dunia.

Zaman penjajahan menyanyikan lagu kebangsaan kita, yaitu Indonesia, terlarang sebab akan menimbulkan semangat patriotisme kepada yang mendengarkannya yang akan memicu perlawanan terhadap penjajah.

Lantas, ada sekelompok orang yang mengangggap menyanyikan lagu kebangsaan itu terlarang dalam agama Islam. Apakah itu benar?

Berikut adalah penjelasan dari Ustaz Farid Nu'man Hasan, penulis buku-buku dan aktivis dakwah Islam. Yuk, kita simak.

Bismillahirrahmanirrahim...

Lagu kebangsaan yaitu nyanyian untuk memunculkan patriotisme, mencintai kebaikan, membela tanah air dari penjajah, jihad membela agama, mengenang pahlawan, mensyukuri kemerdekaan, nyanyian pekerja dan penggembala untuk penyemangat, dan semisal itu semua adalah hal yang mubah (boleh).

Syair, nasyid, dan lirik nyanyian itu sama dengan kalam (perkataan), jika baik maka dinilai baik, jika buruk maka dinilai buruk.

Imam Ibnul 'Arabi Rahimahullah berkata dalam Tafsir-nya:

وَأَمَّا الْغِنَاءُ فَإِنَّهُ مِنْ اللَّهْوِ الْمُهَيِّجِ لِلْقُلُوبِ عِنْدَ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ، مِنْهُمْ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ وَلَيْسَ فِي الْقُرْآنِ وَلَا فِي السُّنَّةِ دَلِيلٌ عَلَى تَحْرِيمِهِ. أَمَّا إنَّ فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ دَلِيلًا عَلَى إبَاحَتِهِ

Ada pun nyanyian adalah termasuk hiburan yg bisa membuat hati semangat menurut mayoritas ulama, di antaranya Imam Malik bin Anas. Di dalam Al Quran dan As Sunnah tidak ada dalil tentang haramnya nyanyian. Sedangkan hadits shahih justru menunjukkan kebolehannya.

(Ahkamul Quran, jilid. 3, hal. 11)

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah menegaskan tentang dibolehkannya nyanyian yang baik-baik:

وَهَذَا الْبَابُ مِنَ الْغِنَاءِ قَدْ أَجَازَهُ الْعُلَمَاءُ وَوَرَدَتِ الْآثَارُ عَنِ السَّلَفِ بِإِجَازَتِهِ وَهُوَ يُسَمَّى غِنَاءَ الركبان وغناء النصب والحذاء هَذِهِ الْأَوْجَهُ مِنَ الْغِنَاءِ لَا خِلَافَ فِي جَوَازِهَا بَيْنَ الْعُلَمَاءِ

Pembahasan ini termasuk tentang nyanyian. Para ulama telah membolehkannya dan telah datang berbagai atsar dari salaf tentang kebolehannya. Itu dinamakan dengan Nyanyian Pengembara dan Nyanyian Nashab (pengiring Unta), dan Hida (nyanyian pengiring Unta tapi lebih semangat dari Nashab). Semua jenis nyanyian ini tidak ada perbedaan pendapat ulama atas kebolehannya. (At Tamhid, jilid. 22, hal. 197)

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cara Ampuh Merebus Ayam agar Empuk dan Tidak Bau Amis

Jumat, 3 Februari 2023 | 15:55 WIB

Malam Jumat dan Ritual Mistis si Orang Pintar

Kamis, 22 Desember 2022 | 21:01 WIB
X