gaya-hidup

Wisata Budaya Surakarta: Pura Mandira Seta, Ganti Rupa??

Selasa, 7 Desember 2021 | 14:31 WIB
Pura Mandira Seta (kicauan darma)

KLIKANGGARAN--Wisata Budaya Surakarta. Kali ini Nyai Sampur akan membawa pembaca melancong ke Surakarta, kira-kira tiga tahun yang lalu, Nyai menemukan tempat tidak jauh dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Mengapa Nyai katakan unik, karena letak bangunan ini masih berada di komplek keraton Kasunanan, Surakarta, di kawasan Kerajaan terusan Mataram Islam ini, berdiri bangunan kuno berupa Pura Tua yang diberi nama PURA MANDIRA SETA.

Wisata Budaya Surakarta. Saat melangkah masuk ke bangunan tua ini, lekat sekali aroma spiritual Hindu Jawa disini, ada kemiripan dengan Pura di Bali, tetapi atmosfernya sangat berbeda, aroma budaya Kejawen masih melekat di Pura ini.

Baca Juga: Respons China terhadap Boikot AS Atas Olimpiade Beijing

Wisata Budaya Surakarta. Biarpun dibungkus dengan atmosfir yang berbeda, pada hakikatnya kepercayaannya sama, hanya budaya yang melatar belakanginya yang membuat tampak berbeda. Saat itu Nyai masih melihat, ada mahasiswa Hindu asal Bali, yang sedang sembahyang disana, dengan membawa persembahan berupa PEJATI (Ubo Rampe Khas Hindu Bali) di Pura itu.

Suasana di dalam Pura Mandira Seta (KLikanggaran/Nyai_Sampur)

Saat mahasiswa itu selesai sembahyang Nyai sempat ngobrol, mahasiswa itu mengatakan dia mau ‘pamit’ pada Bethara yang ada di pura ini, karena baru saja selesai wisuda dan akan kembali ke Bali, ya… mahasiswa ini pamit dan berterimakasih selama studi di Surakarta sudah di jaga dan di lindungi.

Wisata Budaya Surakarta. Pura yang berada di kelurahan Baluwerti, kecamatan Pasar Kliwon. Surakarta tepatnya di areal Dalem Kraton bagian Timur Laut (Padma Kencana) luasnya sekitar 2000 meter persegi, Mandira Seta yang diambil dari bahasa Sansekerta Mandira ( Beringin) seta ( Putih) yang berarti Pura yang terdapat beringin Putih tempat pemujaan Sang Hyang Widhi Wasa.

Baca Juga: Tim Penyidik KPK Jadwalkan Pemeriksaan Istri Alex Noerdin, Eliza Alex Noerdin, di Gedung Merah Putih Hari Ini

Wisata Budaya Surakarta. Pura ini didirikan oleh Romo Hardjanto Pradjapangarsa di kisaran tahun 1960, dimana beliau memeluk agama Hindu setelah melewati tapabrata selama dua puluh tahun. Beliau lalu menyebar agama Hindu di Surakarta dan sekitarnya.

Wisata Budaya Surakarta. Pada pura ini dulu Nyai masih menjumpai altar Dewa Siwa, dan Altar Dewa Dewi Hindu yang lain. Ada satu ruang khusus, disana tempat pemujaan kepada Kanjeng Ibu. Satu ruangan khusus sarat dengan warna hijau dan wangi bunga sedap malam.

Tetapi saat berkunjung kesana lagi, semua sungguh berubah. Pura yang sakral dan sarat dengan aroma mistis berubah bentuk menjadi tempat nongkrong lesehan khas Solo, yang lebih di kenal dengan istilah wedangan, tidak ada lagi umat yang datang sembahyang disana.

Baca Juga: Gara-Gara Syarat Lamaran Pekerjaan 'Wajib Beragama Islam', Tagar Boikot JNE Trending di Twitter

Meskipun sebagian altar pemujaan masih ada, tetapi sudah tidak terurus, lampu ke arah altar pemujaan dimatikan, biarpun bisa saja kesana kalau pengunjung masih ingin melihat jejaknya. Tempat pemujaan di balai utama berganti dengan banyak meja kayu pendek untuk lesehan.

Halaman:

Tags

Terkini