gaya-hidup

Obrolan Tentang Nikmat dan Bahagia

Senin, 1 November 2021 | 08:13 WIB
Ilustrasi (@sekar_mayang)

KLIKANGGARAN--Siapa pun yang hidup di alam ini pasti menginginkan nikmat dan bahagia. Nikmat menjalani hidup serta merasa bahagia karenanya. Namun, apakah nikmat dan bahagia selalu berjalan beriringan?

Menurut kitab atau literatur Islam, ada dua macam nikmat, yaitu nikmat mutlak dan nikmat nisbi. Sementara itu, menurut Al-Qur’an, Surat An-Nahl ayat 53, tertulis, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan apabila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya kamu meminta pertolongan.”

Nikmat atas karunia Rabb adalah nikmat mutlak (hakiki). Nikmat mutlak dari karunia-Nya karena dapat petunjuk, pencerahan, dan hidayah selalu tetap mengingat-Nya.

Baca Juga: Jerman Open 2021, Indonesia Turunkan 15 Pemain, Tanpa Tunggal Putra Pelatnas

Sementara nikmat nisbi merupakan nikmat-nikmat yang bersifat tidak berbekas di dalam batin (hati dan pikiran), kemudian mudah sirna dan tidak terpatri.

Kita beralih ke perasaan bahagia. Dalam KBBI daring (diakses 1 November 2021), ia merupakan keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Kebahagiaan seringnya diukur dengan keduniawian seperti harta, gelar, jabatan, dan banyak lagi. Dari situ, seseorang akan merasa aman dan tercukupi segalanya. Tidak kesulitan dan menyulitkan orang lain.

Namun, perasaan bahagia bersifat permanen. Jika segala hal yang tersebut tadi diambil kembali oleh Sang Maha, seseorang akan terpuruk. Merasa tidak bahagia karena jatuh miskin.

Baca Juga: 1 November, Berikut Kejadian Yang Menakjubkan yang Terjadi di Dunia

Lantas, muncul di benak ini suatu pertanyaan, “Sesungguhnya apa yang dicari dan didambakan serta perlu diperjuangkan dalam perjalanan hidup manusia ketika di dunia ini?

Tidak lain dan tidak bukan adalah kenikmatan dan kebahagiaan.

Perlu diingat, apabila kita seorang muslim yang beriman dengan kaffah, maka diwajibkan menjalankan salat (menyembah kepada yang Mahabesar, Maha Berkehendak). Dalam ritual salat, dirukunkan membaca Surat Al Fatihah.

Ayat 6 dalam Al Fatihah berbunyi, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”

Baca Juga: PJ Bupati Kumpulkan Para Kontraktor, Intip Seberapa Besar Anggaran Infrastruktur Muara Enim

Halaman:

Tags

Terkini